Sanggupkah Kecerdasan Buatan Mengakhiri Hidup COVID-19?

Artificial intelligence atau kecerdasan buatan.
Sumber :
  • Science HowStuffWorks

JAKARTA – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) adalah teknologi kunci yang akan membantu negara-negara di dunia menyelesaikan pandemi Virus Corona COVID-19 melalui kemampuannya mengenali pola penyebaran dan memberikan peringatan dini kepada fasilitas kesehatan.

Demikian dipaparkan fisikawan Amerika Serikat (AS), Michio Kaku, pada acara MDRT Virtual Event 2020 yang berlangsung 3-8 Agustus 2020.

Asosiasi profesional layanan keuangan internasional Million Dollar Round Table (MDRT) mengadakan konferensi global untuk membahas perkembangan industri dan layanan finansial di seluruh dunia di tengah terpaan pandemi COVID-19.

Konferensi daring itu ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para anggota MDRT untuk terus memberi layanan terbaik pada para nasabah mereka dan terus menumbuhkan usaha mereka di tengah ketidakpastian yang melanda dunia.

Memastikan Keamanan Cloud Computing Butuh Kolaborasi Stakeholders

Menurut Michio, AI mampu mengenali pola dan data lebih baik daripada manusia. Teknologi AI mampu memberi peringatan dini kepada rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dan juga regulator kesehatan bahwa outbreak akan segera terjadi di suatu daerah.

"Ini memiliki potensi menyelamatkan ribuan orang," jelas Michio. Ia menambahkan, apabila wabah COVID-19 bisa dideteksi dini, korban tidak akan sebanyak sekarang.

“Penelusuran kontak atau contact tracing dan diagnosis pola dan data yang selama ini dilakukan manual oleh manusia tidak efektif dan efisien,” papar Michio.

Tenaga kesehatan dan relawan harus direkrut, dilatih, dan mulai bekerja dengan prosedur yang tidak seragam. Hal ini mengurangi akurasi data dan memakan waktu yang amat lama.

Menurutnya, kecerdasan buatan (AI) dapat melakukan semua pekerjaan itu dengan lebih cepat. Ada berbagai macam cara bagi AI mengenali pola ini.

Sebagai contoh, Michio menyebutkan bahwa termometer-termometer yang tersambung ke internet bisa menjadi sumber data bagi AI untuk menyimpulkan apakah penyebaran wabah mulai terjadi di sebuah daerah.

Data pencarian pengguna internet dari mesin pencarian seperti Google juga bisa digunakan AI untuk mengenali pola meningkatnya gejala COVID-19 di daerah tertentu.

"Drone juga bisa digunakan untuk mendeteksi orang-orang yang menderita COVID-19. Sensor inframerah pada drone bisa menangkap meningkatnya suhu tubuh seseorang yang demam di tengah kerumunan," tuturnya.

Michio menambahkan bahwa penggunaan AI harus berskala global. Menggunakan kecerdasan buatan untuk melakukan penelusuran kontak (contact tracing) di seluruh dunia dapat membantu otoritas kesehatan negara-negara di dunia untuk bekerja sama menangani wabah COVID-19 dan wabah-wabah lain di masa depan.