Putus Mata Rantai COVID-19, Laboratorium Bergerak Dikerahkan

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/Harryarts

VIVA – Laboratorium Bergerak BSL-2 (Mobile Lab Bio Safety Level 2) kini sudah dapat digunakan dan siap ditempatkan di 10 provinsi di Indonesia dalam menyediakan fasilitas surveilance 3T (Test, Trace and Treatment/Isolation) sebagai upaya penanggulangan pandemi COVID-19.

Mobile Lab BSL-2 ini telah mengikuti standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan, yang dilengkapi dengan sejumlah peralatan yang mendukung pemeriksaan melalui metode reaksi rantai polimerasi (polymerase chain reaction/PCR) atau tes usap (swab) COVID-19.

Baca: COVID-19 Dongkrak Penjualan Monitor Komputer

Selain itu, mobile Lab tersebut akan mengatasi keterbatasan fasilitas laboratorium BSL-2 di daerah untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan test swab PCR yang menjadi standard diagnosa varian baru dari Virus Corona.

"Mobil lab ini sudah dilengkapi mulai dari fasilitas Biosafety Cabinet Level II A2 yang mencegah virus menginfeksi penguji, ruang laboratorium bertekanan negatif, pemasangan HEPA Filter untuk mencegah virus mencemari lingkungan dan telah disertifikasi oleh World Bio Haz Tec dan memiliki surat Keterangan Rancang Bangun (SKRB) dari Kementerian Perhubungan untuk jaminan keamanan dan kelayakan rancangan kendaraan," kata Ketua Tim Inovasi, Prof. Dr. Apt. Keri Lestari, M.Si, Senin, 28 Desember 2020.

Dengan begitu maka kapasitas tes di daerah akan meningkat sekaligus menjadi fasilitas untuk pelacakan kontak erat (trace), setelah dilakukan pelacakan, mereka yang terpapar positif virus, jika tidak bergejala dapat melakukan isolasi mandiri dengan pendampingan oleh tenaga kesehatan secara online melalui aplikasi Indonesia Test Trace & Isolation (InaTTI) yang terintegrasi dengan sistem laboratorium di Mobile Lab BSL-2.

Salah satu konsep pengendalian pandemi COVID-19 ini disebut sebagai upaya nyata memutus mata rantai transmisi virus di masyarakat, dengan memfasilitasi isolasi mandiri yang didampingi secara virtual sehingga menjadi solusi bagi keterbatasan Rumah Sakit Rujukan COVID-19 saat ini.

"Untuk penguatan konsep pengendalian pandemi, laboratorium bergerak ini juga dilengkapi dengan aplikasi InaTTI yang terintegrasi dengan pusat data Kemenkes secara online berbasis aplikasi web based," ungkap Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Unpad dan Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Apoteker Indonesia tersebut.

Laboratorium bergerak yang dikembangkan oleh Rajawali Global Investama bekerja sama dengan periset Universitas Padjadjaran ini tidak sebatas untuk pendeteksian COVID-19, tetapi alat-alat di dalamnya dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit infeksi lain seperti TBC dan juga mobil pembawa vaksin COVID-19 ke pelosok negeri.

Sementara itu, Direktur Utama PT Rajawali Global Investama, Recky Langie, berharap pemerintah dapat segera mengatasi masalah Kesehatan yang sedang dihadapi bersama secara lebih terarah dan sistematis. "Khususnya, manajemen penanganan dan pengendalian pandemi COVID-19, dengan menerapkan berbagai inovasi kesehatan," jelas dia. (Ant)