Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga Pengusaha Teknologi

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Sumber :
  • Middle East Monitor

VIVA – Benjamin Netanyahu akhirnya lengser dari jabatannya sebagai perdana menteri Israel setelah 12 tahun menjabat. Ia digantikan oleh Naftali Bennett, seorang Yahudi religius dan mantan komandan pasukan khusus, Sayeret Matkal.

Berdasarkan data yang dikelola VIVA Tekno, Senin, 14 Juni 2021, Bennett ternyata juga seorang pengusaha di industri teknologi canggih (hi-tech). Pada 1999, ia mendirikan startup atau perusahaan rintisan bernama Cyota, yang bergerak di sektor perangkat lunak anti-penipuan di New York, Amerika Serikat.

Enam tahun kemudian, Cyota dijual ke ke RSA Security yang berbasis di AS seharga US$145 juta. Usai menjual startup, pria yang selalu mengenakan kippa ini direkrut Soluto, perusahaan teknologi yang menyediakan layanan berbasis awan (cloud) yang memungkinkan dukungan jarak jauh untuk komputer pribadi dan perangkat seluler pada 2009.

Di perusahaan itu ia menjabat sebagai CEO. Bennett bersama mitranya Lior Golan lalu menggalang dana untuk Soluto hingga terkumpul US$20 juta yang berasal dari berbagai investor kakap.

Para investor yang menyuntikkan dananya ke Soluto yakni Giza Venture Capital, Proxima Ventures, Bessemer Venture Partners, Index Ventures, Michael Arrington's CrunchFund, Eric Schmidt's Innovation Endeavors, dan Initial Capital.

Namun, keberadaan Bennett di Soluto hanya empat tahun. Karena, pada 12 November 2013, Soluto diakuisisi oleh Asurion asal AS seharga US$130 juta. Pada Juni 2021, Forbes Israel melaporkan kalau Naftali Bennett berinvestasi sebesar US$5 juta ke perusahaan fintech AS, Payoneer.

Investasi ini dilakukannya sebelum memasuki dunia politik. Payoneer akan terdaftar di Bursa Efek Nasdaq di New York dengan valuasi US$3,3 miliar setelah mencapai merger dengan perusahaan cangkang atau perusahaan akuisisi bertujuan khusus atau special purpose acquisition company (SPAC), FTAC Olympus Acquisition Corp pada Februari 2021.

Melihat sepak terjang Naftali Bennett, seorang kolumnis untuk surat kabar Haaretz yang berhaluan kiri Israel, Anshel Pfeffer, memiliki julukan untuknya. “Dia adalah Israel 3.0,” jelasnya, seperti dikutip dari situs Channel News Asia.

Selain itu, lanjut Pfeffer, Bennett adalah seorang nasionalis Yahudi tetapi tidak terlalu dogmatis. Sedikit religius, tapi tentu saja tidak taat. Seorang pria militer yang lebih menyukai kenyamanan kehidupan perkotaan sipil dan pengusaha hi-tech, namun tidak ingin lagi mencetak jutaan dolar AS.