Keringat Manusia Bisa Diubah Jadi Energi

Ilustrasi berkeringat.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Para ilmuwan telah menemukan alat yang bisa memanen keringat dari tubuh manusia lewat ujung jari untuk menghasilkan energi. Anda bahkan tidak perlu mengangkat jari lagi untuk membuatnya bekerja. Bahkan, seseorang dapat melakukan tugasnya ketika sedang duduk diam atau tidur.

Strip tipis yang fleksibel membungkus ujung jari seperti plester luka dan mengubah bahan kimia yang ditemukan dalam keringat manusia menjadi sejumlah kecil energi listrik. Jari terus-menerus menghasilkan keringat, sehingga perangkat dapat bekerja tanpa pemakainya menggerakkan otot.

"Dengan menggunakan keringat di ujung jari, yang mengalir keluar secara alami di mana pun Anda berada atau apa yang Anda lakukan teknologi ini dapat menghasilkan energi tanpa usaha dari pengguna," kata seorang profesor nanoengineering di UC San Diego, Amerika Serikat (AS), Joseph Wang, seperti dikutip dari CNET, Kamis, 15 Juli 2021.

Beberapa sistem perangkat memang dapat dipakai hanya dengan mengandalkan pemanen bioenergi untuk memberikan input energi. Tetapi karena perangkat ini tidak memerlukan input fisik apa pun dari pemakainya untuk bekerja.

Ini menjadi langkah maju untuk membuat perangkat yang dapat dikenakan lebih praktis, nyaman, dan dapat diakses oleh orang biasa. Selain dapat menghasilkan daya, perangkat ini berpotensi memberi daya pada elektronik berdaya rendah yang beroperasi dalam kisaran miliwatt, seperti jam tangan.

Tetapi belum cocok untuk terus memberi daya pada elektronik berkinerja tinggi seperti smartphone, kata Wang dan para peneliti. "Kami benar-benar dapat menggunakan energi untuk menyalakan elektronik yang berguna seperti sensor dan tampilan," tuturnya.

Sementara itu, peneliti lainnya, Lu Yin, menyebut ujung jari akan dikemas dengan lebih dari seribu kelenjar keringat, dapat menghasilkan antara 100 hingga 1.000 kali lebih banyak keringat daripada kebanyakan bagian tubuh lainnya.

Mungkin sulit untuk memperhatikan seberapa berkeringatnya mereka, karena keringat biasanya menguap dari ujung jari setelah keluar. Perangkat baru itu mengumpulkannya sebelum menghilang. "Perangkat ini juga dibuat dengan daya serap tinggi," ungkap dia.

Pertama, keringat diserap dan diubah menjadi energi oleh bantalan elektroda busa karbon. Elektroda memiliki enzim yang memicu reaksi kimia antara laktat dan molekul oksigen dalam keringat, kemudian menghasilkan listrik.

Ada juga chip di bawah elektroda yang terbuat dari bahan piezoelektrik yang menghasilkan lebih banyak energi saat ditekan. Energi listrik disimpan dalam kapasitor kecil saat pemakainya berkeringat. Kemudian dapat dibuang ke perangkat bertenaga rendah sebagai bahan bakar.

Saat subjek tidur selama 10 jam dengan perangkat di ujung jari, perangkat dapat mengumpulkan 400 milijoule energi yang cukup untuk memberikan daya 24 jam ke jam tangan elektronik, bukan jam tangan pintar. Wang, Yin bersama para peneliti juga mencatat bahwa mengikat perangkat ke ujung jari tambahan akan menghasilkan lebih banyak energi.