Mahasiswa UB Ciptakan Aplikasi JKM Deteksi Dini Penyakit Jantung

Mahasiswa UB Ciptakan Aplikasi JKM Deteksi Dini Penyakit Jantung
Sumber :
  • Lucky Aditya

VIVA Edukasi- Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya membuat aplikasi bernama Jejaring Kardiovaskular Malang alias JKM. Mereka membuat aplikasi ini karena tingginya, penderita penyakit jantung di wilayah Malang Raya.

Mahasiswa pencipta JKM dr Muhammad Azhar Rosyidi menuturkan, bahwa masyarakat cukup mengunduh aplikasi ini lewat Playstore. Ada sejumlah pertanyaan yang akan muncul setelah aplikasi berhasil diunduh.

Mahasiswa UB Ciptakan Aplikasi JKM Deteksi Dini Penyakit Jantung

Photo :
  • Lucky Aditya


Di antaranya, pertanyaan seputar keluhan yang dirasakan di bagian dada dan riwayat aktivitas kehidupan sehari-hari hingga muncul skor. Setelah itu, muncul rekomendasi untuk melakukan penanganan atau pencegahan penyakit jantung. Mulai rujukan ke rumah sakit hingga melakukan perekaman jantung atau lainnya.

"Ada tiga fungsi dari penggunaan aplikasi JKM, yakni untuk mendeteksi dini serangan jantung, gangguan irama jantung dan gagal jantung," kata Azhar, Senin, 9 Januari 2022.

Saat ini Aplikasi JKM ini sudah diunduh sebanyak 22.096 user. Dari jumlah tersebut sebanyak 6.127 user terdeteksi dengan risiko tinggi penyakit jantung.

Aplikasi JKM merupakan pengembangan dari dua aplikasi sebelumnya yakni Detak dan Menari (Meraba Nadi Sendiri). Dalam pembuatan JKM Azhar berkolaborasi dengan kelompok kajian kardiovaskular Universitas Brawijaya yang dipimpin oleh Prof. dr. M. Saifur Rohman SpJP(K) PhD yang sudah diluncurkan sejak Oktober 2020 lalu.

Ilustrasi serangan jantung

Photo :
  • Eat This


"Ini untuk mencegah keterlambatan penanganan penyakit jantung. Keterlambatan bisa dari pasien itu sendiri, atau dokter yang memeriksa di awal atau akhir, nah itu kami dekatkan pasien jangan sampai terlambat. Semakin banyak waktu terbuang maka akan banyak otot yang tidak berfungsi," ujar Azhar.

Dia menuturkan, di tahun 2023 ini aplikasi JKM akan lebih masih disosialisasikan hingga pelosok desa di Malang Raya. Apalagi, penderita penyakit jantung di wilayah Malang Raya cukup tinggi.

Salah satu indikatornya tingginya pelayanan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Di tempat ini setiap hari tim medis memasang 5 ring jantung pada pasien. Jumlah ini tergolong tinggi.

Kemudian untuk usia penderita penyakit jantung didominasi 40 tahun ke atas. Dis isi lain, ada beberapa anak-anak yang menderita kelainan dan penyakit jantung bawaan.

"Penyakit jantung bisa dicegah dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat. Pola hidup itu harus rutin dilakukan dari muda hingga tua," tuturnya.

Ada dua faktor risiko seseorang bisa terkena penyakit jantung. Di antaranya faktor risiko karena keturunan genetik dan usia. Sehingga, ia menyarankan penderita penyakit jantung dengan faktor risiko yang kuat untuk rutin melakukan regular check up.

Untuk faktor risiko kedua yaitu karena sesuatu yang didapatkan sehingga seseorang menderita sakit jantung.
Di antaranya karena merokok, obesitas, kurang aktivitas, darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi dan lainnya.