Sanksi Messi dan Alarm Waspada Argentina
- REUTERS/Marcos Brindicci
VIVA.co.id – Lionel Messi kembali menjadi perbincangan tengah pekan ini. Namun kali ini bukan bersama Barcelona dan topiknya juga agak miring.
Penyerang berjuluk La Pulga kembali dipanggil membela Timnas Argentina. Akhir pekan kemarin dia berhasil mambawa Albiceleste menang atas Chile di kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan.
Cuma usai laga tersebut nasib buruk menimpa Messi. Pemain terbaik dunia lima kali itu terkena hukuman empat laga oleh FIFA.
Sanksi tersebut jatuh akibat Messi dianggap bersikap buruk kepada asisten wasit pertandingan kontra Chile. Dia dituduh mengeluarkan kata-kata kasar serta menghina korps baju hitam.
Sebelum memberikan keputusan, FIFA telah melakukan investigasi lewat rekaman video dan juga meminta observasi dari ofisial yang bertugas dan Asosiasi Sepakbola Argentina (AFA). Alhasil, Messi diskors empat pertandingan dan denda 10 ribu franc, atau sekitar Rp135 juta.
"Messi melanggar artikel 57 dari FDC (FIFA Disciplinary Code) karena melancarkan kata-kata kasar kepada asisten wasit," tulis FIFA di situs resminya.
Tamparan Bagi Argentina
Hukuman kepada Messi rupanya memiliki efek langsung bagi Argentina. Pada Rabu, 29 Maret 2017, tim asuhan Edgardo Bauza mau tak mau harus bermain tanpa kapten timnya itu menghadapi Bolivia.
Hasilnya sungguh disesalkan. Argentina tumbang dua gol tanpa balas.
Kekalahan yang membuat Argentina turun ke posisi lima klasemen sementara. Mereka mengumpulkan 22 poin dari 14 laga.
Dengan tersisa empat pertandingan lagi, maka Argentina dituntut selalu meraup hasil maksimal jika masih ingin lolos langsung ke Piala Dunia 2018.
Atas kekalahan yang diderita timnya, Bauza coba melimpahkan kesalahan kepada FIFA. Dia menyesalkan karena otoritas sepakbola tertinggi dunia itu membuat keputusan hanya beberapa jam sebelum pertandingan melawan Bolivia digelar.
"Apa yang mengejutkan kami adalah, kami memiliki sedikit waktu memberikan reaksi hukum (atas sanksi Messi)," kata Bauza.
"(Hukuman) Ini aneh. Karena FIFA seharusnya memberi waktu buat terhukum. Bukan hanya dia tidak bisa bermain, tapi kami tidak punya waktu untuk mencari pemain lain," sambungnya
Messidependencia
Data dan fakta yang tercatat sangat jelas memperlihatkan kalau Argentina sangat tergantung dengan Messi.
Tengok saja, selama kualifikasi, Messi bermain enam kali. Dalam kesempatan itu Argentina lima kali menang dan sekali tumbang, atau sama saja meraih 15 poin.
Sedangkan ketika tanpa Messi, Argentina cuma sanggup mendulang tujuh poin, dari seharusnya 24. Sekali menang, empat imbang dan tiga tumbang.
Jadi bukan hal yang mengherankan jika kini publik Tim Tango mulai ketar-ketir. Mereka paham benar istilah Messidependencia, sehingga sedikit banyak tekah tertanam di benak masing-masing, bahwa tanpa Messi, Argentina tidak bisa berbuat banyak.
Bauza selaku pelatih tentu tidak mau timnya menjadi pesimistis. Dengan tegas dia menyatakan, apapun yang terjadi Argentina bakalan terbang ke Rusia.
"Kami harus segera memikirkan laga yang akan datang. Kami bertekad lolos langsung ke Piala Dunia. Dan kami sadar harus melanjutkan pertarungan ini," katanya.
Untuk kasus Messi, federasi Argentina pun telah mengambil langkah. Mereka mengajukan banding. Harapannya, dia bisa segera tampil lagi bersama tim, terutama ketika menghadapi para rival di fase kualifikasi.