Chile Vs Jerman, Melawan Kutukan Piala Konfederasi
- REUTERS/Darren Staples
VIVA.co.id – Partai puncak Piala Konfederasi 2017 akan mempertemukan Chile dan Jerman. Laga tersebut akan dihelat di Stadion Krestovskyi, Rusia, Senin dini hari WIB, 3 Juli 2017.
Menanti juara baru menjadi tajuk dalam laga terebut. Ya, dalam catatan sejarah kedua tim belum pernah sekalipun mencicipi trofi Piala Konfederasi.
Perjalanan Chile menuju puncak terbilang berat. Perjuangan mereka hampir kandas jika saja gagal menahan imbang Australia di laga terakhir di fase grup.
Di babak semifinal, Chile terselamatkan oleh penampilan brilian kiper Claudio Bravo. Menghadapi Portugal, Kamis dini hari WIB, 29 Juni 2017, kedua tim bermain imbang 0-0 waktu normal.
Bravo menjadi bintang di laga ini setelah menahan seluruh sepakan algojo penalti Portugal. Sedangkan Chile sukses menceploskan tiga gol dan menang 3-0.
Berbanding terbalik dengan Jerman yang melaju ke partai puncak tanpa hambatan. Mereka memuncaki Grup B dengan tujuh poin dari tiga laga. Sedangkan di babak semifinal, sekat muda Panser melumat Meksiko dengan skor meyakinkan 4-1, Jumat dini hari WIB, 30 Juni 2017.
Tahu Chile akan menjadi lawannya di final, pelatih Jerman, Joachim Loew, mengaku antusias. Seperti yang diketahui, sebelumnya kedua tim bertemu di fase grup dan mengakhiri laga dengan skor imbang 1-1.
"Secara pribadi saya sangat senang bisa berhadapan dengan Chile lagi. Mengapa? Karena di awal laga melawan Chile, kami mempunyai sedikit perasaan bahwa hasil imbang tak cukup buat kami," kata Loew di Soccerway.
"Dan sekarang kami bisa membuktikan diri lagi bisa menghadapi tim level atas. Itulah mengapa kami di sini, di turnamen untuk bertanding melawan tim top," lanjutnya.
Namun, jangan lupakan kutukan di Piala Konfederasi. Seperti dilansir Sport Illustrated, ada sebuah kutukan yang menaungi juara Piala Konfederasi, yaitu gagal di Piala Dunia setahun kemudian.
Hal ini dialami oleh Brasil, Prancis dan Meksiko. Sebelumnya, Brasil menjadi kampiun di Piala Konfederasi setelah menaklukkan Spanyol 3-0 di final 2013 lalu. Namun di Piala Dunia 2014, mereka gagal setelah takluk 1-7 oleh Jerman di babak semifinal.
Selanjutnya... Pasukan Muda Jerman
Pembuktian Diri Skuat Muda Jerman
Turun dengan skuat muda di Piala Konfederasi 2017, Jerman awalnya sempat diremehkan. Namun, saat ini mereka menjadi calon kuat menjadi juara.
Kekuatan baru dijajal oleh Joachim Loew di Piala Konfederasi 2017. Pemain-pemain bintang seperti Manuel Neuer, Mesut Oezil, Marcus Reus dan Mats Hummels diistirahatkan demi bisa fit di Piala Dunia 2018 mendatang.
Tujuan awal Jerman di ajang ini sebenarnya bukan menjadi juara, melainkan untuk mematangkan pemain muda. Hal ini diutarakan oleh manajer Timnas Jerman, Olivier Bierhoff, di awal turnamen.
“Turnamen akan sangat berharga untuk pengembangan pemain. Baik pemain keseluruhan atau individu. Prioritas pertama kami adalah mengembangkan tim dan kemudian meraih gelar," kata Bierhoff, seperti dilansir Intoday.
Tampil tanpa beban, mereka sukses menunjukkan kualitasnya. Terbukti di perjalanan Jerman menuju puncak yang terbilang mulus. Mereka menjadi pemuncak klasemen Grup B dan melumat Meksiko dengan skor telak 4-1 di partai semifinal. Tercatat, skuat muda Jerman sukses mencetak total 11 gol di empat laga terakhirnya.
Modal ini dinilai cukup untuk menghadapi Chile di partai puncak. Kapten Der Panzer, Julian Draxler, optimistis Jerman bisa mencatat sejarah baru dengan menjuarai Piala Konfederasi 2017.
"Kami menjadi lebih baik saat turnamen berlangsung. Mengalahkan Meksiko 4-1 di semifinal adalah segalanya. Kami harus memberikan segalanya di pertandingan terakhir di final," kata Draxler dikutip DFB.de.
Selanjutnya... Trofi Ketiga Chile?
Chile Menanti Hattrick Gelar
Kemenangan di laga ini berarti lebih bagi La Roja, sebab trofi Piala Konfederasi bisa menjadi trofi ketiga mereka secara beruntun. Sebelumnya Chile sukses menjadi kampiun di dua ajang terakhir, yaitu Copa America 2015 dan Copa America Centenario 2016 lalu.
Dua trofi didapatkan Chile setelah mengandaskan perlawanan Argentina di partai puncak. Uniknya, Chile menang di babak adu penalti.
Di final Copa America 2015, Chile mengandaskan Argentina melalui babak adu penalti dengan skor 4-1 dan menang 4-2 pada 2016 lalu.
Dan untuk mewujudkan mimpi meraih gelar ketiga, Chile harus lebih dulu menaklukkan Jerman di partai puncak. Laga ini diprediksi berlangsung ketat. Skor imbang 1-1 di pertemuan sebelumnya di fase grup Piala Konfederasi 2017 lalu menjadi bukti.
Adu penalti untuk menentukan pemenang kemungkinan besar akan terjadi. Kondisi ini sudah diantisipasi Chile, sebab kiper Claudio Bravo dalam performa terbaik. Sebelumnya dia mengantisipasi semua algojo Portugal, dan La Roja menang dengan skor 3-0 di babak adu penalti.
Pelatih Chile, Antonio Pizzi, memuji kualitas penjaga gawang Manchester City ini. "Dalam babak adu penalti, Claudio Bravo tampil mengagumkan dan pemain kami bisa mencetak gol. Saya rasa kami pantas berada di final," kata Pizzi, seperti dilansir mid-day.
"Claudio benar-benar sudah menganalisis dengan baik lawan-lawannya. Dia sudah siap untuk mengantisipasi hal ini. Atas alasan tersebut kami bisa menang di babak adu penalti," tutur dia.