Hollywood Vintage-Era Vampire, Jadi Inspirasi Desainer Muda Pamer Karya di IFW 2024
- IFW.
JAKARTA – Gelaran Indonesia Fashion Week (IFW) 2024 telah menjadi sorotan dunia mode. Bukan hanya karena kehadiran merek-merek ternama saja, tetapi juga karena gemerlapnya talenta muda yang mengukir nama di panggung bergengsi ini.
Sebanyak 300 desainer ikut berpartisipasi memamerkan karya-karya terbaik mereka. Digelar selama 5 hari mulai 27-31 Maret 2024, berikut beberapa desainer dengan berbagai koleksinya yang apik, yang tampil di hari ke-4, tepatnya pada Sabtu 30 April 2024. Yuk, intip.
UIC College
Para mahasiswa UIC College yang diwakili, Li Jiahui, Gabriel Aurelia Sitanggang, dan Louisa Sarah Luna Rothfelder, memamerkan karya-karya yang menggetarkan jiwa. Dari keanggunan era Rococo hingga gemerlapnya Hollywood vintage, serta kegelapan yang memukau dari era Vampire, setiap desainer menghadirkan karya yang tak hanya menggetarkan, tetapi juga menginspirasi.
Li Jiahui, dengan tema Rococo & Swan Lake Ballet, membawa para penonton pada perjalanan ke era Rococo yang kemewahan dan keanggunan balet Swan Lake, menciptakan nuansa yang begitu anggun dan mewah. Bulu-bulu angsa dan burung unta memberikan sentuhan esensi kemewahan yang bersejarah, sementara inspirasi dari Madame Pompadour membawa aroma keanggunan klasik yang memikat.
Gabriel Aurelia Sitanggang, dengan tema Vintage Hollywood Glamor, berhasil menggabungkan kemegahan Hollywood era 80-an dengan kekayaan budaya Sumatera Utara, menciptakan koleksi yang menghadirkan harmoni antara masa lalu dan masa kini. Karya-karya Gabriel membawa kita pada perjalanan yang mengagumkan melintasi zaman dan budaya.
Sementara, Louisa Sarah Luna Rothfelder, dengan tema Vampire, mengeksplorasi inspirasi dari drakula, era New
Victoria dan Gothic Rock, menghasilkan sentuhan Gothic yang gelap namun memukau. Melalui permainan kain yang dramatis, Louisa menciptakan siluet-siluet yang memikat dan memukau.
Margaria Batik X Batik Enom
Margaria Batik dan Batik Enom bergabung dalam Indonesia Fashion Week (IFW) 2024 dengan tema Cahyadewi, yang mencerminkan keanggunan wanita dan keselarasan dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka menampilkan 9 koleksi "Cahyadewi" dengan modifikasi motif kawung yang diambil dari logo Batik Enom, ditambah dengan motif truntum dan bunga, serta warna merah, biru, dan putih yang diharapkan meningkatkan kebahagiaan, kesuksesan, dan kecintaan terhadap warisan budaya Indonesia.
Gambo Muba X Brilianto
Gambo Muba berkolaborasi dengan desainer muda Palembang, Brilianto. Mereka memamerkan 9 look womens wear yang ditampilkan dengan konsep ready to wear luxurious, dengan bahan utama kain jumputan dengan pewarnaan alam gambir.
Konsep mix dan match yang apik, di mana items satu dan yang lain dapat saling dipasangkan, bahkan dengan brand lain sekalipun. Pemilihan bahan yang nyaman mulai dari katun dan silk, kemudian warna khas gambir yaitu romantic senja di dominasi teracota dan deep brown.
Motif klasik titik tujuh dan kupu-kupu menjadi ciri khas kuat dalan koleksi ini, modern namun tetap tidak meninggalkan keaslian dari kain gambo muba itu sendiri.
Ranirevi x Dekranasda kota Medan
Dekranasda kota Medan X Ranirevi menampilkan koleksinya yang bertema inner light of wastra. Koleksi ini mencoba mengangkat dan memperkenalkan wastra dari Sumatra Utara yaitu ulos Simalungun motif hati rongga, yang setiap helainya ditenun mempunyai cerita dan makna dari sejak dimulai pembuatan ulos sampai menjadi pakaian siap pakai.
Ranirevi mengangkat tema inner light of wastra simalungun motif hati rongga, di mana terinsipasi dari tradisi mengulosi pada adat Batak, kegiatan adat di mana terjadinya proses pengalungan kain ulos ke pundak orang lain, maknanya memberi perlindungan dari segala gangguan. Pada koleksi kali ini, Ranirevi menggunakan style formal kontemporer dalam balutan ulos simalungun.
Maros X Nanda Maharani
Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kab. Maros, Sulawesi Selatan berkolaborasi dengan desainer muda, Nanda Maharani, menampilkan 12 koleksi yang terinspirasi dari keindahan alam Ramang Ramang yang terletak di desa Salenrang Kecamatan Bontoa sebagai warisan Geopark UNESCO, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang dikenal dengan The Kigdom of Butterfly dan Taman prasejarah Leang Leang yang bertajuk, Metamorfosa.
Garis desain yang ditampilkan untuk IFW menghadirkan koleksi ready to wear, modest wear dan modifikasi baju khas Bugis atau Baju Bodo dengan tampilan yang lebih playfull dengan detail hand made, seperti bordiran bertema flora dan fauna yang di wakili oleh kupu-kupu sebagai ikon dari kota Maros.