Kain Tradisional, Makin Rusak Makin Bernilai Tinggi

Diah Permatasari
Sumber :
  • VIVA.co.id/Linda Hasibuan

VIVA.co.id – Kekayaan budaya Indonesia melahirkan beragam jenis kain tradisional atau wastra. Setiap daerah punya keunikannya tersendiri.

Wastra nusantara sarat akan keindahan dan filosofinya. Bahkan, selembar kain ini bisa bernilai jual tinggi bila dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu dan perjuangan yang tidak biasa.

Berbicara soal wastra, aktris cantik Diah Permatasari pun mengaku menjadi salah satu pencinta kain tradisional sejak masih kecil dan itu bermula dari batik. Wanita berusia 46 tahun itu telah memiliki ragam wastra nusantara dan tentunya harus asli dari hasil tangan si pengrajin.

"Koleksi wastra nusantara saya macam-macam tapi tidak banyak ya karena saya mau tidak asal punya saja. Itu (wastra nusantara) kalau yang benar-benar pencinta harus yang asli menurut saya," ujar Diah Permatasari kepada VIVA.co.id.

Dia menuturkan, koleksi yang harus dimiliki pencinta wastra nusantara adalah yang lawas atau antik. Hal itu karena proses dan filosofi dalam kain tersebut sangat dijaga.

Kain tersebut biasanya akan disimpan hingga rusak dan tidak menarik lagi. Bahkan dalam keadaan tersebut harga kain itu semakin bernilai tinggi.

"Kalau menurut saya pribadi koleksi kain saya harus antik atau biasa disebut lawasan. Sebab semakin kain itu rusak maka semakin bernilai tinggi," ucapnya.