2 Cara Redakan Trauma Pasca Gempa dan Tsunami

Warga melintas di antara reruntuhan rumah di Perumnas Bala Roa, Palu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Darwin Fatir

VIVA – Duka di Tanah Air masih terus menderu. Tak lama setelah gempa mengguncang Lombok, kini Donggala dan Palu harus ikut diterjang gempa sekaligus Tsunami. Ratusan nyawa melayang dan korban yang selamat harus menghadapi trauma akibat bencana alam tersebut.

Trauma masih mengintai para korban yang selamat dari gempa dan Tsunami di Donggala dan Palu. Untuk penanganannya sendiri, memang tidak mudah. Dikatakan ahli penanganan trauma, Raja Selvam dalam penelitiannya seperti dilansir laman Healingtrauma-- penanganan trauma psiko-fisiologis jangka pendek berdasarkan kasus bencana alam yang dialami, cukup efektif memberi rasa nyaman pada para korban.

Tahapan pertama dalam menangani trauma yaitu dengan memberi edukasi secara fisiologis terkait trauma. Jelaskan mengenai bagaimana bersikap saat trauma dan pasca trauma. Informasi itu bisa membantu otak untuk berpikir cara mempertahankan diri sendiri dari trauma.

Selanjutnya, pemakaian teknik sentuhan pada para korban menjadi komponen yang cukup penting untuk bertahan hidup dari trauma. Sebab, tubuh manusia diatur secara alami untuk tetap berinteraksi dengan manusia lainnya.

Salah satunya saat peneliti memberi bantuan berupa sentuhan tangan ke leher korban Tsunami yang selamat. Korban tersebut sudah berhari-hari tidak bisa terlelap. Namun, usai diberikan sokongan berupa sentuhan tangan di lehernya, ia bisa tidur dalam waktu beberapa menit.

"Dengan edukasi dan sentuhan sebagai dua komponen penting, kami mencoba menurunkan rasa trauma dari para korban. Harapan kami, cara dasar untuk bisa bertahan dari trauma itu dapat membantu menghilangkan rasa trauma dengan cepat," ujar peneliti.