Museum Ini Berisi Koleksi Makanan Busuk, Bau dan Menjijikan

Koleksi Disgusting Food Museum
Sumber :
  • Instagram disgustingfoodmuseum

VIVA – Berbicara soal museum, biasanya identik dengan patung ataupun benda-benda bersejarah. Namun, jika Anda berkunjung ke museum satu ini, kesan itu akan musnah.

Sebuah museum yang dijadwalkan akan dibuka 31 Oktober 2018 ini diberi nama Disgusting Food Museum di Malmo, kota terbesar ketiga di Swedia.

Jika masuk ke museum ini, Anda akan melihat beragam makanan yang memiliki bau tak sedap hingga aneka makanan menjijikkan lainnya. Mulai dari hiu busuk hingga durian.

Museum ini, dijadwalkan akan dibuka hanya selama tiga bulan, mulai akhir Oktober 2018 hingga Januari 2019. Tak hanya berisi makanan-makanan berbau dan menjijikkan, museum ini juga akan memperlihatkan penis mentah banteng, herring fermentasi dari Swedia, babi guinea panggang dari Peru dan keju belatung dari Sardinia.

Dilansir laman Independent, museum ini didirikan atas gagasan dari Dr Samuel West, orang di belakang Museum of Failure yang sangat populer di Helsingborg, Swedia.

Menurutnya, museum makanan jauh lebih relevan dan jauh lebih interaktif dibanding dengan museum of Failure.

"Anda hanya dapat mengendus kegagalan sampai batas tertentu. Tetapi jika Anda memiliki hiu busuk di wajah Anda, Anda berharap Anda tidak pernah dilahirkan,” kata dia.

Bukan hanya itu saja, dia menjelaskan bahwa niat utama membangun museum ini adalah menarik perhatian orang-orang.

“Tapi mana yang lebih menyenangkan untuk dilihat, replika plastik dari beberapa makanan atau makanan sungguhan di depan Anda? Yang lebih menyenangkan adalah memiliki buah durian asli dari Thailand," kata dia.

Nantinya, sebagian besar pameran makanan menjijikan ini akan ditempatkan dalam toples penelitian medis untuk mengendapkan bau.

Namun, kelezatan ikan herring fermentasi Swedia, surstromming, begitu kuat sehingga menimbulkan tantangan tambahan karena baunya.

"Kami mengujinya dan hampir dikeluarkan dari ruang kantor kami saat ini karena baunya. Saya pikir kami telah menyelesaikannya, tetapi saya tidak yakin. Itu adalah salah satu hal yang membuat saya terjaga di malam hari," kata Dr West.

Sekitar setengah dari hidangan yang dipamerkan harus diganti setidaknya setiap hari, membuat museum menjadi mahal.

"Ketika saya merancang ini, saya berpikir 'itu harus mudah dan ekonomis, karena saya membayarnya'," kata dia.

Untuk bisa mengetahui isi museum ini, Anda harus membeli tiket masuk sebesar 16 Euro atau sebesar Rp281 ribu untuk dewasa dan gratis untuk anak-anak.