Tips Mudah dan Ekonomis Kuliah ke Spanyol

Studi Spanyol
Sumber :
  • Viva.co.id/Anisa W

VIVA – Kuliah di luar negeri bagi kebanyakan orang memang masih jarang terpikirkan. Alasan utama sudah pasti adalah tingginya biaya masuk universitas. Selain itu juga ongkos untuk hidup sehari-hari yang mahal mengingat perbedaan nilai mata uang, apalagi seperti negara-negara di Eropa.

Itulah yang menyebabkan mayoritas masyarakat untuk membenamkan keinginan menimba ilmu di luar negeri. Padahal pada kenyataannya apa yang dipikirkan dan dikhawatirkan itu tidaklah sepenuhnya benar. Pasalnya tidak sedikit juga institusi pendidikan di luar negeri yang memberikan kemudahan bagi pelajar asing dengan sejumlah program.

Seperti halnya salah satu negara di Eropa, yakni Spanyol. Pemerintah Negeri Matador itu memberikan subsidi hingga 80 persen bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan studi di sana.

Pemerintah Spanyol menunjuk Campus Spain sebagai institusi swasta yang mendapatkan otoritas penuh dalam membantu murid-murid internasional untuk mendapatkan akses informasi apa pun tentang pendidikan dan hal-hal pendukungnya.

Gonzalo Martinez, Director of Campus Spain mengatakan bahwa keuntungan paling utama dalam melanjutkan studi S2 dan S3 di Spanyol yaitu biaya kuliah yang sangat terjangkau dan sangat murah dibandingkan di negara Eropa lainnya.

“Seperti contohnya pada program S2 di universitas-universitas negeri di Spanyol berkisar kurang lebih Rp12 juta per tahun,” ungkapnya lewat rilis yang diterima VIVA selasa 10 April 2019.

Hal yang perlu diketahui oleh khalayak umum, studi di Spanyol memakai bahasa pengantar Spanyol, terutama di universitas-universitas negeri. Untuk itu, murid diwajibkan untuk belajar bahasa Spanyol di tahun pertama.

“Campus Spain menawarkan dan menjembatani para murid untuk belajar bahasa, kebudayaan, adaptasi dengan lingkungan, komunitas, serta persiapan masuk kuliah yang dikenal dengan ‘Español LCA’. Program tersebut diselenggarakan di Universitas Vigo, di bawah divisi pusat belajar bahasa oleh University of Vigo Foundation selama 10 bulan,” terang Gonzalo.

Lebih menarik lagi, setelah menguasai bahasa Spanyol dan telah beradaptasi dengan budaya serta lingkungan di sana, mahasiswa akan bisa melakukan kerja paruh waktu. Tentunya hal itu akan sangat mendukung dalam pemenuhan biaya hidup.

“Kuncinya adalah bahasa dan adaptasi, ketika telah menguasai bahasa Spanyol maka penduduk di sana akan sangat menerima, hingga dianggap seperti warga lokal. Jika sudah seperti itu, selanjutnya bisa bekerja paruh waktu,” tambahnya.

Sebagai informasi, untuk pekerja paruh waktu di Spanyol akan menerima upah atau honor antara 8 hingga 10 Euro, yang jika dirupiahkan maka sekitar Rp127 ribu hingga Rp159 ribu per jam.

Pada tahun 2019 ini, para murid Indonesia masih mempunyai kesempatan untuk ikut dan mendaftar program LCA di bulan Oktober 2019. Program tersebut tentu saja terbuka untuk segala usia, dengan persyaratan minimum lulus & memiliki ijazah SMA.

Setelah selesai program LCA, murid baru bisa melanjutkan studi kuliah S1 maupun S2 & S3 di Spanyol. Semua proses pengurusan dokumen dari awal hingga akhir akan dibantu oleh Campus Spain, sebagai institusi yang diotorisasi oleh pemerintah Spanyol.