Aneh, Pria Ini Tak Bisa Bedakan Angka 2-9

Ilustrasi angka
Sumber :
  • Pixabay/Alicja

VIVA – Para ilmuwan di John Hopkins University baru-baru ini melaporkan kasus aneh dari seorang pria yang memiliki penyakit otak degeneratif. Penyakit itu membuatnya tidak bisa membedakan angka dasar dari 2 hingga 9.

Setelah mempelajari seorang ahli geologi teknik yang didiagnosis dengan penyakit otak degeneratif yang disebut dengan corticobasal syndrome selama delapan tahun, para peneliti menerbitkan sebuah studi yang diklaim menunjukkan bahwa respons otak terhadap gambar atau kata tidak berarti orang tersebut tahu akan yang dilihatnya.

Objek dari penelitian mereka telah mengalami kerusakan neurologis hingga dia tidak bisa membedakan atau mereproduksi angka-angka antara 2 hingga 9. Demikian juga dengan gambar atau kata-kata yang ditambahkan angka tersebut di dalamnya. Tapi, hasil pemeriksaan electroencephalography (EEG) menunjukkan kalau otaknya mampu mengidentifikasi dengan benar semua gambar dan kata, meski dia tidak menyadarinya.

"Saat dia melihat angka-angka, otaknya harus 'melihat' bahwa itu adalah angka sebelum dia tidak bisa melihatnya, itu adalah paradoks yang nyata," ujar ilmuwan kognitif John Hopkins Universityy Michael McCloskey seperti dikutip laman Oddity Central.

Dia melanjutkan, penelitian yang dilakukannya adalah untuk menginvestigasi proses apa yang terjadi di luar kewaspadaannya.

Pasien yang hanya disebut dengan RFS itu anehnya masih memahami huruf, simbol dan bahkan angka 1 dan 0. Tapi, apapun antara angka 2 hingga 9, buram sama sekali, yang dibuktikan dengan hasil usahanya mereproduksi angka seperti 8. Dia sendiri menggambarkan apa yang dilihatnya sebagai spageti.

Kebanyakan orang yang menderita corticobasal syndrome mengalami gejala seperti isu ingatan, otot kejang, dan kesulitan berjalan. Tapi, RFS juga menunjukkan ketidakmampuan utnuk menerima, mengidentifikasi dan mereproduksi sebagian besar angka Arab.

Menariknya, selama delapan tahun para ilmuwan menelitinya, mereka tidak bisa untuk merancang sistem nomor pengganti yang dapat digunakan RFS agar bisa melanjutkan bekerja hingga usia pensiunnya. Angka pengganti itu dimaksudkan untuk figur '1' dan berbagai huruf.

Dalam satu eksperimen, tim peneliti menaruh sebuah gambar atau kata di dalam angka yang besar atau kelompok angka, dan RFS tidak bisa mengenalinya, meski dia sangat mampu ketika angka-angkanya dikeluarkan dari gambar. Apa yang sangat mengejutkan adalah hasil pemeriksaan EEG menunjukkan bahwa ketika dia tidak waspada apa yang ada di belakang angka, tapi otaknya bisa melakukannya.

"Dia benar-benar tidak tahu kalau ada huruf di sana, tapi otaknya tidak hanya mendeteksi kehadiran huruf, tapi mengidentifikasi kata tersebut, seperti 'tuba'," ujar ilmuwan kognitif Harvard University Teresa Schubert.