Viral Kasus Bungkus Membungkus di Twitter, Ada Apa?

Ilustrasi bungkus membungkus kain jarik
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Tagar Gilang menjadi trending topik di lini masa Twitter. Tagar ini trending setelah adanya kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Surabaya, bernama Gilang.

Kasus ini bermula saat salah satu netizen @m_fikris mengunggah thread Predator "Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akademik dari Mahasiswa PTN di SBY. Dalam unggahan thread itu akun tersebut menjelaskan awal mula perkenalanya dengan sosok Gilang melalui Instagram. Pada awalnya dirinya menjelaskan tidak mengira bahwa awal perkenalannya dengan pria itu mengarah pada pelecehan seksual.

"Jadi awalnya waktu gw maba di salah satu PTN di SBY (tp beda PTN ama dia ya), taun lalu, dia ngefollow gw di IG dan ninggalin komentar suruh difollback. Nah yaa udah lah, liat foto ignya dia juga anak PTN di SBY yaa aku follback," tulisnya.

Setelahnya, dia kemudian menghubungi akun tersebut dan meminta korban untuk membantunya dalam mengerjakan riset yang dikerjakannya.

"Hingga pada jumat kemaren si anak ini, namanya Gilang, ngechat aku. Dia ngaku dari Unair, angkatan 2015. Terus akhirnya nanyain no WA ke aku, sebelum aku kasih aku tanya dong, buat apa?. Katane dia buat riset proyek tulisannya dia. Ya udah lah yaa, gw kasih no gw," kata dia.

Baca Juga: Selain Bergairah, Robot Seks Ini Bisa Ngobrol Soal COVID-19

Gilang yang meminta pemilik akun untuk membungkusnya sendiri dengan kain jarik lalu difoto atau video dan dikirimkan pada Gilang.

"Terus dia jelasin juga alasannya dia bikin riset gituan buat apa. Katane dia lg bikin tulisan gitu. Nah dia bungkus2 gw gitu biar gw tertekan trus ngeluarin emosi2 kaya nangis, cemas, gugup gitu2," kata dia.

Pemilik akun juga diminta untuk membungkus orang lain dengan kain jarik seperti cara yang telah diperintahkan. Gilang beralasan aksi bungkus membungkus orang dengan kain jarik itu dilakukan untuk penelitian tugas akhir di kampusnya.

"Ampe dia mohon2 gini lah, terus karena gw kasian yaa dia bilang juga karena udah semester 10. Trus katane tenggat waktunya udah mepet. Ampe bilang mau memohon gitu di kaki gw wkkwwk. Ya udah gw mau bantuin dia," jelas akun @m_fikris tersebut.

Hingga akhirnya, dia meminta bantuan seorang temannya untuk membantunya dalam mengerjakan proyek bungkus membungkus itu. Dijelaskannya, pemilik akun itu, dibungkus selama tiga jam, namun sempat diprotes oleh pelaku lantaran tidak sesuai dengan cara yang diinstruksikannya. Sehingga akhirnya pemilik akun kembali membungkus tubuhnya dengan cara yang seperti diinstruksikan pelaku.

"Beh waktu dibungkus di tengah2 sempet gw mau berhenti, temen gw ditelfon trus disambungin ke gw intine dia ngeyakinin gitu lah. ‘udah sejauh ini, katane sepakat bantu mas’ gitu2 lah yaa udah lanjut ajah. Ini foto2 gw waktu dibungkus dan divideoin dan minta dikirim ke dia. Selain itu, katane video waktu gw dibungkus rada salah harus diulang (dancok!! gendeng)," tulis dia.

Merasa dipermainkan pemilik akun kemudian mengaku marah. Mengingat dia sudah membungkus diri selama tiga jam. Selain itu, dia meminta untuk menyudahi aksi itu lantaran temannya yang juga mengatakan kehausan dan sesak nafas saat wajah temannya dibungkus lakban. Namun hal itu ditolak oleh pelaku.

"Intine gw marah2 di situ, eh dia nangis dong :). Gw matiin ajah telfonnya. Dia nelfon lagi gw tolak telfonnya (gambar di atas).," tulis akun itu.

Sontak unggahan akun @m_fikris ini menuai banyak komentar dari pengguna media sosial twitter lainnya. Ada beberapa netizen yang berkesimpulan bahwa Gilang memiliki fetish. Dan menyebut agar netizen lainnya berhati-hati.

"Having a fetish is fine but manipulating people to be object of your fetish is totally not fine. This is creepy as fuck.Gilang is a monster. Beware of people like him!”

"Gilang ini ga cuma fetish tapi suka gaslighting + sok akrab + sok powerful + berasa paling sopan + ngatur-ngatur + maksa.baca chatnya aja nguras energi.hati-hati semuanya! semoga kita dijauhkan dari orang macam gitu ya," tulis netizen lainnya.