Kasihan, Siswa Ini Harus Pakai Masker Rusak Saat Kembali Bersekolah

Seorang siswa di Malaysia harus masuk sekolah membawa masker yang sudah rusak
Sumber :
  • twitter.com/@fazri_hassan

VIVA – Sekolah Dasar di seluruh Malaysia mulai kembali dibuka kegiatan belajar secara tatap muka, lantaran kasus baru COVID-19 di sejumlah wilayah cenderung berkurang. Meski demikian, sejumlah protokol ketat diberlakukan seiring kembali dibukanya sekolah di sana.

Salah satu protokol kesehatannya adalah menggunakan masker, yang mana jika masyarakat Malaysia melanggarnya akan dikenakan denda sebesar 1000 Ringgit. Namun sayangnya, tidak semua orang yang beruntung dapat menggunakan masker layak pakai.

Seperti salah satu siswa laki-laki, yang terlihat menggunakan masker bedah yang dipakai berulang sampai terlihat pengaitnya harus dijahit kembali agar bisa digunakan.

Kisah ini dibagikan oleh guru dari siswa tersebut melalui akun Twitter pribadinya, @fahri_hassan.

"Hari ini saya menjelaskan kepada murid saya tentang kenapa penting menggunakan masker di kerumunan orang. Saya kemudian tak bisa berkata-kata ketika saya melihat salah satu murid saya menggunakan masker yang kotor dan talinya harus dijahit kembali agar bisa digunakan," tulis dia seperti dikutip dari laman World of Buzz.

Baca juga: Kenapa Lagu 'Pintu Sorga' GIGI Mirip Nada 'Bang Toyib'? Ini Jawabannya

Hasan juga diberitahu bahwa beberapa dari mereka akan menggunakan masker sekali pakai yang sama selama dua hingga tiga hari.

Dijelaskan Hasan kepada mStar bahwa siswa yang menggunakan masker itu adalah siswa berkebutuhan khusus yang berada di kelas enam.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Hasan kemudian memberikan satu kotak masker sekali pakai untuk siswanya yang kurang mampu.

"Saya sudah belikan masker yang baru dan bia digunakan secara gratis untuk mereka yang tidak mampu membelinya," tulisnya.

Unggahan itu menarik banyak reaksi dari warganet Malaysia. Banyak warganet yang menyebut bahwa masalah warga kurang mampu yang tidak dapat membeli masker sekali pakai terus-menerus membuat mereka berisiko tertular COVID-19.