Lagi Ngetren Tanaman Alocasia, Begini Cara Merawatnya

Tanaman Alocasia
Sumber :
  • YouTube Oranje Garden

VIVA – Tanaman hias tengah menjadi buruan masyarakat selama pandemi COVID-19 untuk dipelihara. Bukan hanya aglonema, lidah mertua, hingga janda bolong saja. Tanaman hias alocasia juga belakangan menjadi tanaman incaran.

Dilansir dari akun YouTube Oranje Garden, alocasia adalah salah satu keluarga famili araceae atau talas-talasan. Tanaman ini sering disebut sente untuk membedakannya dengan kolokasia dan caladium. 

Namun, pembeda alocasia dan kaladium pada umbi jadi anakan. Anakan kaladium akan muncul pada umbi utamanya bongol akan keluarkan bintil tunas yang akan menjadi anakan. Alocasia sama anakan terpisah dengan umbiannya. 

Baca juga: Siap Pakai, Ini 4 Kandidat Vaksin COVID-19 di Indonesia

Dijelaskan, bahwa 70 spesies kebanyakan dari Asia Tenggara khususnya Kalimantan. Incaran untuk dikirim ke luar negeri. Untuk jenis-jenis alocasia sendiri terbagi menjadi beberapa jenis antara lain:

1. Alocasi blackvelvet ciri khas ada lapisan beludru di permukaan dengan tulang daun warna silver, garis tulangnya tegas dan daun berbahan keras tegas dan batangnya pendek. 

2. Alocasia Cupera, ciri khas warna silver

3. Alocasia black infernalis, cirinya berwarna hitam dan agak susah ditemukan spesies dari Kalimantan

4. Alocasia Amazonica, ciri-ciri daunnya datar dengan tulang daun tegas, pinggiran berbordir. 

5. Alocasia Polly,  cirinya batangnya pendek dan gendut. Daunnya bentuknya ada kelukannya, tekstur tipis bagian atas bawah tebal. 

6. Alocasia reginae, cirinya memiliki tekstur daun tebal ada pola garis lurus ada seperti kuping. Merupakan alocasia dari Kalimantan

7. Alocasia Green Shield, memiliki tekstur daunnya tipis ukuran daunnya lebih besar dibanding reginae, batangnya panjang. 

Sedangkan untuk perawatannya penting untuk memerhatikan penempatannya. Tanaman ini disarankan untuk tidak terkena sinar matahari langsung karena alocasia ini merupakan tanaman hutan tidak bisa terkena matahari langsung. Namun tetap harus mendapatkan sinar matahari pagi secara tidak langsung. 

"Matahari ini berfungsi batang kokoh kuat dan enggak loyo. Keindahan daun memunculkan warna daun lebih cantik. Kurang matahari batang tinggi dan miring," tuturnya.

Untuk media tanam sendiri, harus menggunakan bahan organik subur karena habitat asli hutan hujan tropikal basah. Pastikan komposisi porus tidak menyimpan air namun tetap bisa jaga kelembapan media tanam. Untuk kesuburan ditambah pupuk kandang setiap sebulan sekali.

Untuk penyiraman, pastikan tanaman ini cukup air, penyiraman dilakukan sekali sehari saat musim kemarau. Saat musim hujan, cukup disiram 2 hari sekali. Meski membutuhkan banyak air, namun kita harus mengetahui takarannya agar tidak terjadi pembusukan.