Telapak Ungkap Keanekaragaman Lingkungan dalam Reklamasi Lahan Pertambangan

Telapak
Sumber :
  • ist

JAKARTA – Sepanjang periode September 2022 hingga Agustus 2023, Perkumpulan Telapak telah melakukan serangkaian kunjungan lapangan dan studi untuk menilai dampak sosial dan lingkungan di beberapa wilayah hutan di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mereka dalam memastikan keberlanjutan dan kepatuhan terhadap pengelolaan lingkungan serta tanggung jawab sosial di sektor kehutanan dan pertambangan.

Di Kalimantan, fokus kajian diarahkan pada dua wilayah konsesi hutan yang berada di bawah naungan salah satu grup besar di sektor energi. Scroll lebih lanjut ya.

Kajian ini mendalami konflik yang terjadi antara perusahaan dan masyarakat lokal, mencakup isu seputar batas wilayah konsesi, pemanfaatan hasil hutan non-kayu, perburuan satwa liar, dan pengelolaan lahan. Telapak mengambil langkah-langkah penting seperti pemetaan wilayah, pengumpulan data dari masyarakat di sekitar wilayah konsesi, dan penguatan kapasitas masyarakat lokal.

Selanjutnya, kajian juga dilakukan di sektor pertambangan, khususnya di wilayah Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Di sini, kajian difokuskan pada operasi pertambangan nikel oleh sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari grup besar di sektor nikel.

"Telapak melakukan kunjungan langsung untuk menilai operasional perusahaan tersebut dan menemukan penerapan beberapa teknologi ramah lingkungan serta upaya reklamasi dan rehabilitasi lingkungan," tulis keterangan dari pihak Telapak.

Dari hasil kajian ini, Telapak mengemukakan sejumlah rekomendasi dan temuan penting, termasuk perlunya peningkatan keragaman vegetasi di area reklamasi, pengembangan potensi ekonomi lokal, dan penjaminan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat sekitar area operasional. Tujuan utama dari kajian ini adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan-perusahaan dalam sektor ini, terutama dalam hal pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial mereka.

Ilustrasi ramah lingkungan / eoc-culture.

Photo :
  • Pixabay/Geralt

"Tim Telapak merasa masih ada beberapa catatan. Seperti, menambah jumlah serta keragaman tanaman yang akan digunakan untuk revegetasi dan pemulihan kondisi lingkungan. Keragaman tanaman juga sebaiknya memiliki manfaat ekonomi bagi Masyarakat," ujarnya.

"Memperluas coverage area kegiatan untuk sosial ekonomi bagi masyarakat. Perluasan ini dapat berbasis potensi sumberdaya yang dimiliki desa dan masyarakatnya. Harus ada pendampingan intensif dan serius untuk dapat mewujudkan hal ini," sambungnya.