Geger Dukun Peras Pengusaha Hingga Jatuh Miskin, Begini Cara Kerjanya
- Pixabay
Beijing - Manusia memiliki berbagai alasan untuk mencari bantuan dari seorang dukun. Jika masalahnya terkait dengan kesehatan, seringkali disebabkan oleh ketakutan terhadap pengobatan modern atau medis, biaya yang tinggi, atau proses yang dianggap rumit.
Dukun biasanya mencoba untuk menyederhanakan semua itu, sehingga menarik minat masyarakat. Berdasarkan alasan tersebut, seorang pengusaha China bernama Wang memutuskan untuk mengunjungi seorang dukun.
Meskipun Wang memiliki kondisi kehidupan yang seharusnya stabil, dengan kepemilikan dua toko di pusat ekonomi Shanghai pada tahun 2021, dia memilih mendatangi dukun dan bisa saja mencari bantuan dari dokter, Wang memiliki alasan khusus yang mendorongnya untuk mencari pertolongan dari seorang dukun.
Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), pertemuan Wang dengan dukun ini terjadi karena diperkenalkan oleh temannya yang bernama Zhu. Suatu hari, Zhu memperkenalkan Wang kepada seseorang yang disebut sebagai "Master," yang setara dengan dukun atau "orang pintar" di Indonesia.
Menurut Zhu, Sang Master ini pernah memberikan jimat super sakti kepadanya. Belakangan jimat ini berhasil menyelamatkan nyawa Zhu dari kecelakaan beberapa waktu lalu. Mendengar cerita tersebut Wang langsung terbuai. Terlebih, dia punya masalah kesehatan dan besar harapan Master itu bisa menyembuhkan penyakitnya.
Wang segera mengontak Master itu lewat aplikasi WeChat. Bermodalkan informasi berupa tanggal lahir dan karakter horoskop yang diberikan Wang, Master itu langsung mengetahui semua informasi pribadi pasiennya.
Wang jelas kaget. Dia takjub akan kehebatan Master. Dia berpikir Master ini benar-benar sakti. Alhasil, dia pun tanpa pikir panjang langsung tunduk ke Master atau dukun itu, meski komunikasi keduanya bersifat virtual.
"Di bawah bimbingan sang Master, Wang awalnya membayar 400.000 yuan atau Rp800 juta untuk membeli jimat dan kemudian berpartisipasi dalam serangkaian ritual untuk membalikkan nasibnya," tulis SCMP.
Setelah melakukan transfer, dukun itu langsung memberi perintah ritual pertama: kamu harus menyantap bebek pedas ukuran 1,5 Kg dalam 1 jam. Lalu, diharuskan juga menyantap 5 bungkus biji kwaci dan 5 bungkus mie pedas.
"Jika tidak dilakukan atau dilewati salah satunya, keberuntungan gak bakal datang!" kata dukun.
Dengan ancaman bakal selalu apes, sulit bagi Wang buat menolak. Toh, dia pun memang membutuhkan jasa dukun supaya sembuh.
Dia nurut dan melakukan ritual itu setiap hari tanpa berpikir panjang soal bahaya kesehatan imbas menyantap makanan tidak bergizi itu. Apapun yang terjadi dia selalu optimis dan yakin akan ucapan si dukun.
Waktu terus berlalu, hingga pada suatu titik Wang mulai merasa adanya sesuatu yang aneh. Rasa frustrasinya tumbuh karena meskipun telah menjalani serangkaian ritual, penyakitnya tak kunjung sembuh. Dengan kebingungan yang melanda, Wang kembali berkonsultasi dengan dukun yang kemudian mengeluarkan perintah kedua:
"Cobalah pergi ke Thailand untuk mengikuti upacara penghilangan nasib buruk. Selain itu, dekatilah Zhu karena dia memiliki 'medan magnet' yang dapat membantu mengusir sial dari dirimu."
Wang kembali tunduk dan mengajak Zhu tinggal bersamanya, bahkan mengambil tanggung jawab finansial untuk seluruh hidupnya. Hal ini didasari oleh keyakinan Wang pada ucapan dukun bahwa Zhu akan membawa keberuntungan baginya.
Dengan rela, Wang bahkan menjual rumah dan toko serta berutang dalam jumlah besar, menghabiskan total US$ 278.000 atau setara dengan Rp 4,3 Miliar hanya untuk jasa dukun.
Sayangnya, biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan perubahan yang diharapkan oleh Wang. Kesehatannya tetap stagnan dan malah menambah tingkat stres karena kehilangan seluruh kekayaannya, terlilit utang, dan tanpa harta. Pada titik ini, Wang mulai menyadari adanya keganjilan.
Dia akhirnya melaporkan ke polisi, dan terungkaplah seluruh kebohongan yang dilakukan oleh dukun tersebut. Hasil penyelidikan polisi menunjukkan bahwa dukun atau master yang berkomunikasi melalui WeChat sebenarnya adalah Zhu, teman Wang sendiri yang memperkenalkannya kepada dukun.
Dengan kesedihan mendalam, Wang menyadari bahwa selama ini Zhu berpura-pura menjadi dukun dan berbohong mengenai kesaktiannya. Zhu memanfaatkan ketakutan dan penyakit temannya untuk melakukan penipuan, bahkan memperlihatkan amulet yang sebenarnya dibeli secara online.
Wang merasa sangat menyesal dan tidak dapat membayangkan bahwa temannya sendiri, yang berperan sebagai dukun pembawa keberuntungan, telah mempermainkannya.
"Saya tidak tahu bagaimana saya bisa menjadi korban penipuan seperti ini dan kehilangan segalanya, termasuk keluarga saya," ungkap Wang kepada polisi.