Banyak Mitos dan Hoax, Penanganan Penyakit Jantung Sering Terlambat

Deklarasi tolak hoax di Bale Pasundan Museum Bank Indonesia Jawa Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Novrian Arbi

VIVA – Tahun 2016, sekitar 31 persen dari penyebab kematian di seluruh dunia disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Kematian di seluruh dunia akibat penyakit kardiovaskular ini mencapai 17,9 juta orang per tahunnya.

Ironisnya, lebih dari 75 persen kematian akibat penyakit jantung terjadi pada negara ekonomi lemah dan menengah. Tak sedikit kasus penyakit jantung ini timbul akibat lambatnya penanganan. Hal ini disebabkan oleh beragam pemicu, salah satunya penyebaran hoax.

"Sering saya lihat pasien yang bisa lebih awal deteksi penyakitnya, tapi karena banyak hoax, jadi terlambat mendeteksi. Mitos terlalu banyak menyebar," ujar spesialis jantung, dr. Vito Anggarino Damay, SpJP(K),M.Kes,FIHA,FICA, dalam peluncuran buku Sebelum Anda Pergi Ke Dokter Jantung, di kawasan Karawaci, Tangerang, Jumat malam, 28 September 2018.

Seperti pada kondisi stroke yang katanya bisa ditangani dengan hanya menusuk jari. Menurut dokter Vito, hal seperti itu masih sangat sering beredar di masyarakat.

"Stroke itu penyempitan pembuluh darah, jadi tidak ada hubungannya dengan ditusuk jari," kata dia.

Apalagi, dokter Vito menekankan bahwa dengan meredam hoax, maka bisa ikut andil menurunkan angka penyakit jantung. Bahkan, bisa mencegah komplikasi yang lebih berbahaya.

"Buku ini mengandung unsur ilmiah, 100 persen ilmiah tapi lebih ringan. Sebelum Anda ke dokter, buku ini sudah bisa meredam hoax serta menghemat pengeluaran saat pergi ke dokter," paparnya.

"Dokter tidak hanya mencegah penyakit jantung, tapi juga komplikasinya. Maka, melalui pemaparan informasi dari menulis dan menyebar berita yang betul, saya harap bisa semakin meredam hoax."