Pola Pikir Salah, Picu Bertambahnya Penderita Obesitas

Orang yang mengalami kegemukan atau obesitas.
Sumber :
  • Pixabay/ cocoparisienne

VIVA – Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan angka obesitas menjadi 21,8 persen. Angka tersebut memicu peningkatan pada penyakit tidak menular seperti penyakit jantung.

Sebelumnya pada Riskesdas 2013, angka obesitas masyarakat Indonesia masih berkisar di 14 persen. Tetapi, angka obesitas kian meningkat, terutama pada kelompok usia 18 tahun yang mengalami kelebihan berat badan sebesar 40,4 persen.

"Jadi bisa dibilang, 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 pria di Indonesia alami obesitas," ujar Spesialis gizi klinik Dr Raise E Djuanda, M.Gizi,Sp.GK., dalam acara media AIA, di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis 6 Desember 2018.

Apalagi, terjadi banyak kesalahan opini yang timbul di masyarakat. Di mana, tak sedikit yang berpikiran, semakin gemuk seseorang, maka semakin sehat tubuhnya.

"Anggapan itu salah dan banyak beredar di masyarakat. Obesitas itu awal dari penyakit kronis seperti kencing manis, kolesterol, asam urat, dan penyakit jantung," terangnya.

Terlebih, masyarakat banyak berpikir bahwa konsumsi makanan sehat belum tentu efektif membuat tubuh kian sehat. Padahal, pola hidup sehat tersebut lebih efektif dibanding menjalani pola makan yang sembarangan.

"Konsumsi pola makan sehat, sering dianggap kurang efektif oleh masyarakat. Itu salah. Padahal, hanya perlu bersabar saja, karena pola makan dan hidup sehat, hasilnya tidak didapat secara instan. Biasanya hasilnya baru kelihatan 3 bulan setelahnya dan harus diteruskan seumur hidup."