Hobi Kerokan, Bahayakah untuk Kesehatan?

ilustrasi pijat punggung
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Masyarakat Indonesia sudah sering mendengar istilah 'kerokan'. Aktivitas kerokan biasa dilakukan saat tubuh merasa tidak enak, pegal-pegal atau masuk angin.

Istilah kerokan sendiri sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Metode pengobatan tradisional khas Jawa ini menggunakan alat bantu berupa benda tumpul, seperti koin, batu giok, kelereng, ruas jahe, potongan bawang merah, yang digunakan untuk menggosok area yang dirasa nyeri seperti daerah punggung dan leher.

Biasanya untuk menambah nikmatnya sensasi kerokan, tubuh akan diolesi cairan licin seperti minyak telon, olive oil, minyak kelapa, atau lotion untuk melindungi kulit agar terhindar dari luka gesekan. Lantas, bahayakah kerokan bagi kesehatan? 

Spesialis penyakit dalam dr. Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD,FINASIM mengatakan kerokan tidaklah berbahaya jika tidak dilakukan setiap hari, selain itu alat yang digunakan sebaiknya steril.

"Kalau dibilang bahaya ya enggak, asal jangan kerokan setiap hari ya, bahaya si tidak selama kerokannya masih dalam tahap wajar. Misalnya pakai koin, asal koinnya bersih, sekali kali itu masih okelah, itu enggak membuat orang ketagihan, tidak mengerok sampai luka, walaupun jarang si melihat korokan sampai luka," kata Wismandari dalam tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne, Senin 4 Februari 201.

Selain itu, Wismandari mengatakan meskipun terasa meringankan sakit, namun sesungguhnya kerokan tidak menyembuhkan penyakit dalam tubuh.

"Itu mitos (kerokan bisa menyembuhkan penyakit), kerokan itu bukan untuk menyembuhkan, dia (kerokan) hanya membuat seseorang merasa enak, relaks dan nyaman. Nah perasaan itu yang membuat seseorang merasa saya sudah sembuh dari sakit," katanya. (ldp)