Fogging Tidak Efektif Berantas Nyamuk Demam Berdarah

Petugas melakukan fogging atau pengasapan di kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD terus bertambah. Secara nasional, jumlah kasus hingga 3 Februari 2019, adalah 16.692 kasus dengan 169 orang meninggal dunia. Kasus terbanyak ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Kupang.

Data sebelumnya pada 29 Januari 2019, jumlah kasus DBD mencapai 13.683 kejadian, dengan jumlah meninggal dunia 133 jiwa.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono mengatakan, Jawa Timur, masih menduduki jumlah kasus terbanyak di antaranya Kediri dan Ponorogo.

Di masyarakat, masih berkembang keyakinan fogging atau pengasapan merupakan cara efektif untuk menekan angka kejadian DBD. Namun, menurut Anung, hal ini dinilai kurang efektif untuk menekan laju pertumbuhan nyamuk DBD. 

"Itu kalau nyamuknya intensitasnya tinggi dan di daerah itu ada kematian. Itu kita melakukan fogging. Jadi, itu untuk menurunkan populasi nyamuk. Tetapi, nyamuk kan bisa bertelur sampai 2.000 sampai 20 ribu," kata Anung, saat ditemui baru-baru ini. 

Ia mengatakan, fogging hanya bertujuan menurunkan populasi nyamuk dewasa. Sementara itu, cara yang paling efektif untuk menekannya ialah dengan pengendalian vektor, yakni memberantas sarang nyamuk.

Anung menyarankan, masyarakat untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, memberantas jentik nyamuk di rumah, dan sebisa mungkin menghindari gigitan nyamuk seperti tidur dengan memasang kelambu, menggunakan lotion pengusir nyamuk, dan menanam tanaman pengusir nyamuk.

Untuk antisipasi kejadian luar biasa (KLB) DBD, Anung mengatakan, sudah menyiapkan mekanisme dan sistem yang baik. Namun, ia berharap, agar KLB sama sekali tidak terjadi. (asp)