Jangan Sepelekan, Ini Ciri Ngorok yang Bisa Sebabkan Kematian

Ilustrasi tidur.
Sumber :
  • pixabay/Adinavoicu

VIVA – Mengorok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dianggap sebagai hal yang biasa. Tapi, Anda perlu waspada bahwa mengorok bisa memicu insiden fatal bagi penderitanya.

Gangguan tidur ini disebut dengan obstructive sleep apnea (OSA), yaitu kondisi di mana napas berhenti karena aliran napas terhalang selama 10-25 detik. Karena aliran napas yang terhenti ini, otak pun tidak mendapatkan asupan oksigen.

"Mengorok sebenarnya tidak berbahaya kalau tidak menyumbat napas," kata dr. Arina Ikasari Muhtadi, SpTHTKL saat ditemui belum lama ini.

Ketika berhenti napas ini terjadi, tubuh akan memberikan respons dengan memberi peringatan terbangun dan batuk. Ketika terbangun dan batuk, oksigen bisa masuk kembali ke kepala.

Namun, saat tubuh tidak bisa merespons, maka napas akan berhenti selamanya. Itu sebabnya, banyak OSA yang menyebabkan kematian.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan penderita OSA terbanyak. Jumlahnya ada di urutan kedua dunia setelah Amerika Serikat. Lewat penelitian yang dilakukan oleh dr. Rimawati Tedjasukmana, di Jakarta ditemukan penderita OSA pria 16,18 persen dan wanita 17 persen.

"Penyebab Indonesia jadi nomor dua di dunia adalah karena ada public ignorance. Masyarakat belum mengerti kalau OSA berbahaya," imbuh Arina.

OSA juga bisa memicu komplikasi seperti penyakit jantung karena oksigen tidak bisa masuk, diabetes karena berhubungan dengan aliran darah yang terhambat, gangguan fungsi hati, kecelakaan dan kematian.

Namun, penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan modifikasi gaya hidup, di antaranya menghindari obat penenang, menurunkan berat badan, menghindari tidur telentang, berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol.