Pengobatan TB Resisten Obat Timbulkan Gangguan Kejiwaan, Benarkah?

Ilustrasi obat/suplemen.
Sumber :
  • pixabay/pexels

VIVA – Pengobatan yang panjang dan rutin membuat banyak pasien tuberkulosis (TB) menyerah dan berhenti minum obat. Padahal dalam banyak kasus, putus obat membuat penyakit TB yang diderita menjadi resisten terhadap obat.

Saat resisten, pengobatan yang dilakukan akan menjadi lebih lama dari TB biasa. Jika dalam TB biasa bisa selesai dalam kurang lebih enam hingga sembilan bulan, pasien TB resisten obat harus menjalani pengobatan hingga 20 bulan.

Belum lagi adanya efek samping dari obat yang dikonsumsi yang membuat pasien mengalami gangguan psikis. Hal itu pun dibenarkan oleh Spesialis Paru dan pakar TB dan MDR-TB, Dr. dr. Erlina Burhan. MSc, Sp.P(K)

"Iya betul jadi ada salah satu obat yang masuk ke dalam paduan obat TB MDR (multi drug resistance). Ini yang efek sampingnya menimbulkan efek psikis, bahkan bisa menimbulkan skizofrenia, depresi dan lain lain," ucap Erlina saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu 8 Mei 2019.

Itulah sebabnya penting bagi dokter untuk menanyakan kepada keluarga terkait dengan episode depresi atau kelainan jiwa lainnya sebelum memberikan obat.

"Oleh karena itu, sebaiknya ada obat tertentu yang namanya sikloserin diganti atau disubtitusi dengan obat yang lain," kata dia.

Menurutnya saat ini dokter bisa lebih leluasa memilih obat karena lebih bervariasi. Menurutnya, mengganti obat tersebut dengan obat lain juga tidak akan memengaruhi efektivitas kesembuhan bagi pasien.

"Bahkan ada yang potensinya lebih bagus. Jadi gimana mendeteksi biasanya dokter kenal dengan pasien. Kalau biasanya dia pendiam terus kemudian jadi tiba-tiba perubahan perilaku jadi sangat ramah, itu bukan kepribadian pasien itu. Makanya kalau ada begitu segera rujuk ke psikiater," kata Erlina. (ren)