Kabar Bahagia, Pasien Stroke Masih Bisa Jalan Lagi dengan Hidroterapi

Ilustrasi stroke
Sumber :
  • Google Photo

VIVA –Pengobatan untuk menyembuhkan stroke saat ini semakin beragam. Bukan cuma memanfaatkan obat, stroke juga harus disembuhkan dengan beragam terapi. Salah satu terapi yang bisa jadi pilihan, adalah hidroterapi.

Ya, hingga saat ini stroke masih menjadi penyebab kematian paling umum kedua di dunia, dan penyebab disabilitas paling umum ketiga. Prevalensi stroke di Asia Tenggara diperkirakan mencapai 14,6 persen, dan menyumbang sebanyak 4,5 juta dari 30,7 juta kasus stroke di dunia.

Di Indonesia, stroke adalah penyebab kematian nomor satu, dengan tingkat disabilitas yang tinggi, yakni mencapai 65 persen. Beragam inovasi dan teknologi terus dikembangkan untuk memperkecil risiko terjadinya kecacatan bagi penderita stroke.

Baca Juga: 3 Hal yang Harus Kamu Tahu Sebelum Saksikan Episode Akhir “Vagabond”

Baru-baru ini, teknik hidroterapi dikenal dan dipercaya mampu membantu pasien stroke menjalani terapi dengan baik. Seperti dilansir dari Hydroworx, hidroterapi, juga dikenal sebagai terapi akuatik atau terapi aqua, yang merupakan jenis terapi rekreasi yang mencakup latihan di kolam terapi.

Jenis aktivitas fisik ini dapat berfungsi sebagai pengobatan yang sangat baik untuk pasien stroke. Selain itu hidroterpai juga menyediakan lingkungan latihan yang aman namun efektif. Air sendiri telah digunakan dalam terapi selama berabad-abad. Dengan tekanan perendaman terapi ini membantu mengurangi rasa sakit terutama ketika terjadi di kolam air panas.

Ketika dikombinasikan dengan latihan yang ditargetkan, terapi air untuk pasien stroke adalah cara terbaik bagi pasien untuk mempelajari kembali keterampilan fisik tanpa menempatkan tekanan yang tidak semestinya pada tubuh mereka.

Dalam terapi ini viskositas air memberikan perlawanan ketika tubuh bergerak, dan tekanan air pada tubuh memaksa tubuh untuk bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah. Akibatnya, pasien mendapatkan kekuatan dan latihan kardio yang sangat baik sekaligus melindungi sendi mereka dan melindungi tubuh mereka dari jatuh.

Terapi akuatik sangat membantu dalam merawat pasien stroke. Air menyediakan tempat yang aman untuk mempelajari kembali keterampilan dan melatih kembali tubuh, terlepas dari tingkat mobilitas pasien.

Sembuh dengan Hidroterapi

Jika tertarik menjalani terapi ini, kamu perlu tahu, hidroterapi yang merupakan teknik pasca stroke ini memanfaatkan air dengan suhu 33 derajat celcius untuk merelaksasi otot sehingga mengurangi nyeri dan membantu pergerakan.

Selain itu penggunaan air akan menciptakan situasi zero impact sehingga pasien dapat melakukan aktivitas fisik tanpa membebani sendi. Dr. Sukono Djojoatmodjo, Sp.S selaku Direktur Klinik Wijaya mengatakan bahwa di dalam air berat badan seseorang cenderung lebih ringan.

"Hidroterapi adalah melakukan terapi manual di air. Kenapa di air, pertama karena berat badan kita lebih ringan 30 persen dan melakukan suatu gerakannya lebih mudah dan tidak ada hambatan. Kedua di air lebih mudah pasien diajak untuk jalan tanpa hambatan, kalau jalan biasa kan udara, kalau di jalan ada hambatan untuk menempuh airnya itu," ungkap Dr. Sukono di Klinik Wijaya, Jakarta Selatan, Minggu, 3 November 2019.

Bukan sembarangan air, air di dalam kolam sudah memiliki kualitas yang baik yakni bersifat reverse osmosis, artinya air seperti tempat umum yang bisa diminum. Kedalaman kolam pun hanya satu meter.

"Kadang-kadang pasien tidak nyaman dilatih karena kesakitan di tempat tidur dengan gerakannya, solusinya hidroterapi jadi lebih relaks dan nyaman dan fleksibel," tutur dia.

Siapa saja yang bisa melakukan hidroterapi pasca stroke? Tentu tidak semua karena pasien stroke memang cenderung buang air besar dan buang air kecil yang sering.

"Tentu kita seleksi dulu, kalau pasien yang tidak terkontrol untuk buang air besar dan buang air kecil maka tidak boleh melakukan hidroterapi. Artinya bukan stroke yang berat. Kita tentu ada aturannya, jadi sebelum hidroterapi itu ya buang air kecil dulu. Yang sakit kulit juga tidak kita indikasikan," katanya.

Saat pasien berlatih ada pelampung sebagai alat untuk membantu rangkaian latihan keseimbangan yang dipandu fisioterapis. Pelampung digunakan pada bagian leher atau badan dan kaki yang berguna untuk keseimbangan dan menambah beban saat latihan.