Makin Banyak Orang Mati Muda Gara-gara Gaya Hidup Nggak Sehat

Minum alkohol, wiski salah satu gaya hidup tak sehat
Sumber :
  • VIVA/Shalli Syartiqa

VIVA – Penyakit tidak menular (PTM) merupakan tantangan yang semakin mengkhawatirkan yang dihadapi berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. WHO mencatat sebanyak 75 persen beban kematian karena PTM terjadi di negara berkembang di mana kejadian PTM meningkat lebih cepat dan terjadi pada kelompok usia yang semakin muda.

Faktor resiko PTM 80 persennya disebabkan karena faktor gaya hidup seperti kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi sayur dan buah, obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol. Faktor resiko ini merupakan faktor-faktor yang dapat dicegah dengan mengupayakan gaya hidup sehat.

"Setiap tahun ada empat puluh juta orang meninggal akibat penyakit tidak menular, 15 jutanya meninggal di usia 30-70 tahun, artinya setiap 2 detik seseorang mati prematur akibat penyakit tidak menular. Hampir dua pertiga dari total kematian akibat penyakit tidak menular terkait dengan konsumsi rokok, konsumsi alkohol yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang, dan polusi udara,” ungkap perwakilan WHO Indonesia, Dr Farrukh Qureshi dalam siaran pers Aliansi PTM Indonesia, Selasa 3 Desember 2019.

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen; prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen.

Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen. Dokter spesialis jantung paru, dr. Asmoko Resta Permana, Sp.JP dari Yayasan Jantung Indonesia mengungkapkan sejak tahun 2013
prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat, yaitu 7,2 peraen (Riskesdas 2013), 8,8 persen
(Sirkesnas 2016) dan 9,1 peraen (Riskesdas 2018).

Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3 persen menjadi 3,3 persen. Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1 persen menjadi 33,5 persen dan 0,8 persen mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk 5 tahun, masih sangat bermasalah yaitu sebesar
95,5 persen.

"Berdasarkan data yang tercatat pada Sistem Registrasi Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, angka kematian karena penyakit tidak menular pada 1990 adalah 37 persen. Satu dekade kemudian, angka ini meningkat menjadi 49 persen. Kemudian, meningkat lagi menjadi 58 persen pada 2010," ungkapnya.

Ia melanjutkan, ada kenaikan menjadi 71 persen pada 2014. Penyakit kardiovaskular dan diabetes menempati urutan teratas pada beban penyakit tidak menular secara nasional.

Senada dengan itu, peningkatan prevalensi penyakit tidak menular juga terlihat pada kasus dimensia. Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia (ALZI), Patricia Tumbelaka mengungkapkan jumlah orang dengan demensia
(ODD) telah mencapai 1,2 juta orang pada 2019.

"Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah hingga 4 juta orang di tahun 2050 dan akan memberi beban ekonomi senilai lebih dari USD2,2 miliar," kata dia.