Penyebab Hujan dan Banjir Paling Rentan Picu Sakit Tifus

Ilustrasi tifus.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Beberapa hari belakangan hujan terus melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya. Intensitas curah hujan yang tinggi pada pekan lalu di saat Tahun Baru pun membuat sebagian wilayah di Jakarta dan wilayah lain terdampak banjir.

Permasalahan lain datang ketika banjir sudah surut di mana lumpur dan sampah berserakan di lingkungan rumah. Hal ini harus diwaspadai karena lumpur dan sampah sisa banjir dapat memicu munculnya penyakit, salah satunya adalah tifus.

Demam tifoid atau biasa dikenal sebagai tifus adalah penyakit yang bisa menyebar melalui makanan, air, atau ditularkan dari orang yang terinfeksi (melalui fesesnya). Tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.

"Orang terkena tifus ini biasanya karena menelan kuman bakteri salmonela tiphy, yang mana bakteri menempel di makanan, minuman atau bisa ketika makanan bersih tapi tangan kotor sehingga sebabkan tifus," kata DR. dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH dalam tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne, Selasa, 7 Januari 2020.

Tifus, lanjut Irsan, tidak nemiliki gejala spesifik. Namun, yang bisa diketahui untuk membedakan demam tifus dengan demam DB adalah waktu terjadinya demam.

"Kalau tifus di minggu pertama khas demamnya di sore-malam hari, kalau pagi dia turun. Di minggu kedua demamnya tinggi terus," kata dia.

Selain itu, tifus juga bisa dilihat juga dari sistem pencernaannya. Orang yang terkena tifus akan mengalami sembelit bukan diare.

"Pada kondisi berat, BAB darah. Ini artinya ususnya pecah itu yang berbahaya," jelas dia. 

Irsan menjelaskan, ketika anak demam satu atau dua hari bisa diberikan penurun panas. Namun jika demam sudah lebih dari dua hari, masyarakat dihimbau datang ke faskes untuk tindakan lebih lanjut.

"Karena tifus butuh pemberian antibiotik. Kalau telat ditangani kuman bisa menyebar kemana-mana dan bisa menurunkan kesadaran seseorang," lanjut dia. 

Disarankan juga untuk dilakukan pengompresan pada anak. Namun untuk mengompres, juga perlu diperhatikan penggunaan jenis airnya. Untuk mengompres anak sebaiknya gunakan air hangat bukan air dingin. 

"Demam itu reaksi badan menyesuaikan kondisi badan. Kompres dingin malah tambah naik demam. Kompres hangat membuka pori-pori," ujar Irsan.

Meletakkan kompres juga bukan di dahi, tapi di ketiak, lipatan paha di mana pembuluh darahnya besar. Selain itu, perhatikan juga jenis makanan. Pada orang yang terserang tipus makanan yang bisa diberikan adalah bubur.

Irsan pun memberikan saran bagaimana mencegah agar tidak terserang tifus. Di antaranya adalah rajin mencuci tangan dan makan-makanan yang bersih.

"Kalau makanannya dimasak kuman akan mati, tapi harus langsung makan makanan yang baru dimasak jangan disimpan lama-lama kemudian baru dikonsumsi. Makanlah makanan yang fresh (yang baru dimasak)," kata dia.