Konsumsi Sayuran Hijau Bikin Asam Urat, Mitos atau Fakta?

Ilustrasi Brokoli.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Mengkonsumsi sayuran, bukan hanya baik untuk kesehatan. Sayuran yang mengandung banyak nutrisi juga diyakini bisa mempercantik penampilan kamu.

Meski banyak yang tahu bahwa sayuran hijau khususnya memiliki banyak manfaat, namun seringkali, adanya mitos yang salah tentang sayuran, membuat banyak orang enggan mengkonsumsinya.

Salah satu informasi yang beredar, sayur bisa menjadi racun jika dimasak dengan cara yang salah, bahkan bisa menghilangkan kandungan gizinya. Mitos atau Fakta?

Lewat tayangan Ayo Hidup Sehat di tvOne, Jumat 10 Januari 2020, mitos dan fakta tentang sayuran dikupas tuntas. Bersama Spesialis Gizi Klinik, dr Ida Gunawan, berikut mitos dan fakta tentang sayuran.

Baca Juga: Keputusan Meghan dan Pangeran Harry Bikin Suasana Kerajaan Tegang

Sayuran hijau lebih bergizi
Mitos. Anggapan di masyarakat, sayuran hijau lebih bergizi daripada warna lain. Ini adalah anggapan yang salah. Menurut Spesialis Gizi, dr Ida Gunawan, setiap orang dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kaya warna, karena makanan dengan warna berbeda memiliki aneka nutrisi yang baik untuk tubuh.

"tidak ada anggapan sayuran hijau lebih bagus. Makanlah yang berwarna warni. Masing-masing sayuran punya manfaat. Sayuran hijau kaya klorofil sebagai antioksidan, warna merah punya keunggulan antioksidan lain, jadi kalau makan, jangan makan yang hijau saja," kata dr Ida.

Sayuran hijau baik dikonsumsi mentah

Mitos. "Enggak semua bagus dikonsumsi dalam kondisi mentah," kata dr Ida.

Jadi boleh juga direbus atau di steam. Tapi saat direbus, sayuran jangan terlalu matang. "Disteam atau dikukus paling baik. Ditumis boleh air jangan terlalu banyak, minyaknya juga paling satu sendok makan," ujarnya.

Saat menumis, minyak yang terbaik adalah olive oil ada extra virgin olive oil yang aman dipanaskan. Atau bisa juga menggunakan canola oil.

Cuci sayuran direndam

Mitos. Cara mencuci sayuran yang baik bukanlah direndam lama dalam air. Cara ini bisa merusak kandungan nutrisi sayuran. Apalagi jika setelah direndam diperas sampai hancur.

"Itu salah, nutrisinya bisa hilang. Jadi dicuci dengan air hanya dibersihkan saja, jangan terlalu lama, lihat bawahnya masih kotor enggak, kalau masih kotor, cuci sekali lagi."

Jika mencuci sayur, akan lebih baik dipotong-potong terlebih dulu. Cara memotongnya juga jangan terlalu kecil atau terlalu halus. "Makin kecil potongannya, maka vitaminnya makin banyak terbuang."

Sayuran hijau bisa cegah kanker

Fakta. Sayuran mengandung banyak gizi. Salah satunya, serat untuk melawan kanker usus besar. Sayuran juga kaya akan vitamin, folat, vitamin K, mineral, zat besi, kalsium. "Itu semua antioksidan yang bagus sekali untuk kesehatan dan bekerja untuk mencegah kanker."

Sayuran hijau bikin asam urat

Mitos. Sebenarnya kata dr Ida, yang paling berpotensi jadi penyebab asam urat adalah jeroan, daging merah, kaldu-kaldu. "Itu penyebab tinggi asam urat. Jadi, enggak semua sayuran hijau menyebabkan asam urat," katanya.

Diakui dr Ida, untuk beberapa orang yang memang memiliki masalah gangguan pencernaan, konsumsi sayuran hijau terlalu banyak memang bisa menyebabkan gangguan. "Tapi ini untuk orang-orang tertentu, kalau makan serat banyak kayak kembung, timbul gas. Ini seperti dialami penderita maagh."

Jadi, mengonsumsi sayuran juga ada takarannya, 25 gram satu hari untuk mereka yang punya masalah gangguan pencernaan atau 5-6 porsi sehari dengan jumlah satu ons sekali makan.

Rutin konsusmi sayuran hijau bikin awet muda

Fakta. Karena sayuran hijau kaya akan antioksidan, bagus untuk tubuh membuat kulit lebih cerah, lebih halus, dan mereka yang konsumsi sayuran hijau biasanya lebih enerjik.