Kontroversi Pakai Masker saat Olahraga, Begini Penjelasan Ahli

Jogging pakai masker.
Sumber :
  • Times of India.

VIVA – Beberapa waktu yang lalu, seorang pria di China meninggal dunia akibat memakai masker saat jogging. Ia dilarikan ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada. Setelah diperiksa, dokter mengungkapkan paru-paru pria itu hancur karena berolahraga intens sambil mengenakan masker.

Saat jogging, pria itu sudah mengalami kesulitan bernapas, namun dia mengabaikan gejala tersebut dan terus berlari. Untuk menebus dua bulan tidak berolahraga karena status kotanya sedang di-lockdown, ia berambisi untuk berlari sejauh 6 km. 

Setelah kejadian tersebut, dokter menyarankan untuk tidak mengenakan masker saat berolahraga. Jika kamu yakin bisa menjaga jarak aman sekitar 2 meter dari orang lain, kamu tidak perlu menggunakan masker karena bisa berbahaya. Benarkah demikian?

Dokter Susanti mengatakan, ketika kita mau olahraga, kita harus mengenal diri kita terlebih dahulu. Jika kamu memiliki penyakit penyerta, dia menyarankan untuk berolahraga di dalam rumah saja, jadi tidak perlu mengenakan masker. 

"Karena orang-orang dengan penyakit penyerta, kalo ketularan COVID-19, itu dia sakitnya akan menjadi parah. Sehingga kemungkinan untuk menjadi fatal itu lebih tinggi daripada orang tanpa penyakit penyerta," ujarnya saat diskusi online, Kamis 11 Juni 2020.

Susanti menyarankan, bagi orang-orang yang memiliki penyakit penyerta, terutama memiliki gangguan pada paru-paru, jika berolahraga dengan mengenakan masker, harus esktra hati-hati. Tapi, bukan berarti masker tidak perlu dipakai.

"Karena orang-orang yang diberitakan di media massa meninggal karena pake masker pada saat olahraga, itu biasanya pertama dia bukan meninggal karena kebanyakan karbondioksida, akibat pemakaian masker yang mengurangi oksigen. Tapi, karena sebenernya dia udah ada penyakit sebelumnya, entah jantung atau paru-paru," kata dia.

Susanti menambahkan, jika olahraga dengan memakai masker, jangan melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Lakukan yang sedang saja. Selain itu, yang tak kalah penting adalah dengarkan 'suara tubuh'.

"Kalau udah ngerasa rada sesak, pusing, lemas, kesemutan, buka dulu maskernya. Melipir ke tempat yang sepi di mana gak banyak orang, kita bisa jaga jarak, buka dulu maskernya, napas sebentar pake lagi," lanjut dia. 

Terakhir, jika masker yang kamu gunakan sudah basah, ganti dengan yang kering. Karena memaksakan menggunakan masker yang basah, akan menyulitkan pertukaran udara.