Kasus COVID-19 di Jatim Meningkat Pesat Diduga Ada Mutasi Virus

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berjalan di dekat mobil laboratorium COVID-19 saat tes cepat (Rapid Test) COVID-19 massal di Lapangan Hoki, Jalan Dharmawangsa, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Didik Suhartono

VIVA – Lebih dari 14 ribu kasus positif COVID-19 terkonfirmasi di Jawa Timur, melampaui angka di DKI Jakarta. Jumlahnya yang kian meningkat dan meluas membuat masyarakat mempertanyakan penyebab di balik kejadian tersebut.

Tak sedikit yang menilai ada mutasi virus corona jenis baru yang terjadi di berbagai daerah termasuk Jawa Timur. Teori adanya mutasi virus tak disanggah oleh pakar kesehatan lantaran berbagai negara pun mengakuinya.

"Mutasi ini tidak bisa dihindari dan sangat mungkin berbeda di satu tempat dan tempat lain. Berbeda-beda memang (mutasinya). Tapi untuk pastinya Bodetabek dan Jatim belum ada data," ujar Dokter Spesialis Paru, Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P (K)., FISR, dalam virtual konferensi pers Betadine, Rabu 8 Juli 2020.

Saat ini, lanjut Susanthy, strain virus corona ada tiga yakni A,B, dan C yang mana hal itu dipengaruhi oleh protein di dalamnya. Mutasi virus juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada di lingkungan tersebut.

"Mutasi bisa dipengaruhi suhu dan kelembaban. Agar bisa bertahan maka virus akan berubah," katanya.

Namun, untuk mutasi yang mungkin terjadi di Jatim belum diteliti lebih lanjut. Yang pasti, kata Susanthy, serangan SARS-CoV-2 itu bisa menginfeksi manusia jika imunitasnya rendah.

"Virulensi tetap tergantung pada host (manusia). Kalau host sudah imunnya rendah, ini juga jadi tempat yang baik untuk virus berkembang. Kalau host lebih baik mustinya enggak demikian (tidak mudah sakit)," tuturnya.