Pakar Ingatkan Bahaya Klaim Kalung Eucalyptus Sebagai Antivirus

Kalung bertuliskan anti virus corona
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Kalung eucalyptus diklaim dapat menjadi kalung anti corona yang tengah mewabah di berbagai negara termasuk Indonesia. Namun, pakar mengingatkan kalung tersebut harus dilakukan uji coba lebih detail agar tak membawa masalah baru di tengah pandemi virus corona ini.

"Karena bahaya kalau klaim tanpa ada uji klinis. Orang sudah sadar pakai kalung lalu merasa kebal (dari COVID-19)," ujar ahli farmakologi, Prof dr. Taruna Ikrar MPharm, MD, PhD, dalam acara virtual Ngopi Pagi, Rakyat Merdeka, Senin 13 Juli 2020.

Peneliti Obat dan Vaksin di ASGCT, US ini menuturkan bahwa kalung yang mengandung eucalyptus bersifat sebagai inhaler. Artinya, ketika terhirup oleh pemakainya maka memberi dampak yang cukup bermanfaat.

"Itu inhalasi dalam bentuk inhaler. Bisa melegakan pernapasan karena ada bau-bau kayu putih, bisa berdampak pada rasa-rasa tidak enak minimal (melegakan) flu," kata Prof Taruna.

Kayu putih sendiri diketahui sudah dipakai sejak zaman nenek moyang sebagai minyak gosok ataupun aroma terapi. Hanya saja, untuk menjadi obat bahkan sebuah antivirus, Prof Taruna masih meragukannya.

"Membuktikan dulu dengan uji preklinis dan klinis. Ada potensi tapi harus diuji,” kata dia,

Kalung eucalyptus sendiri merupakan inovasi dari Kementerian Pertanian, yang diyakini mampu membunuh 80 persen virus dalam waktu 30 menit. Meski begitu, pihak peneliti di Kementan menegaskan bahwa produk ini terdaftar sebagai jamu di Badan POM RI.