Virus Corona Picu Banyak Kematian di Kalangan Pengangguran

Ilustrasi pengangguran.
Sumber :
  • Pixabay/ intelligentnetware

VIVA – Wabah virus corona telah membuat puluhan juta warga di dunia kehilangan pekerjaan termasuk Indonesia. Pengangguran yang dirasakan oleh banyak orang tak hanya membuat imunitas menurun tapi juga memicu masalah mental.

Sebelum terjadi krisis ini, generasi muda usia 15-24 tahun 3 kali lebih mudah terpapar pangangguran daripada orang dewasa. Tak jarang, generasi muda sering ada pada periode transisi sekolah-kerja yang berkepanjangan.

Craig Jackson, Profesor Psikologi Kesehatan Kerja di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Birmingham City, mengatakan mereka yang tidak bekerja selama lebih dari enam bulan berada pada risiko yang meningkat dari apa yang disebut 'kematian putus asa.'

"Kehilangan pekerjaan memiliki kekhawatiran yang jelas tentang masalah keuangan, tetapi sering disertai dengan perasaan negatif lainnya seperti rasa malu, bersalah, tidak berharga, depresi, keputusasaan, dan kecemasan," ujarnya dikutip dari laman Birmingham Mail, Senin 20 Juli 2020.

Lebih lanjut, orang-orang yang menganggur untuk jangka waktu lebih dari enam bulan berada pada kemungkinan untuk menyerah pada 'kematian putus asa'. Biasanya dipicu dengan penyalahgunaan obat berbahaya dan kematian karena bunuh diri. 

"Kematian bunuh diri, sebagai kematian putus asa, dapat terjadi pada hampir semua orang, tetapi kelompok yang paling berisiko meninggal karena bunuh diri adalah laki-laki berusia 42-65, biasanya mereka yang hidup sendiri atau yang mungkin telah kehilangan anggota keluarga dan yang mungkin telah memiliki kemunduran dalam keadaan ekonomi dan sosial," paparnya.

Saat pandemi COVID-19 berakhir generasi muda diharapkan dapat berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi, sehingga perlu dibekali dengan keahlian yang mumpuni. Melalui pembekalan tepat, generasi muda diharapkan lebih pandai dan tangguh dalam menghadapi tantangan yang dinamis di masa depan.

“Kami memahami fase kenormalan baru yang mau tidak mau turut mempengaruhi generasi muda. Paling berdampak adalah dalam memiliki keahlian dan kesulitan mendapatkan pekerjaan nantinya. Sebagai bagian dari pilar AkzoNobel ‘People, Planet, Paint’, menggandeng SOS Children’s Villages kami menyelenggarakan pelatihan untuk memberdayakan generasi muda agar siap menghadapi dinamika era kenormalan baru,” ujar Presiden Direktur PT ICI Paints Indonesia, Indra Laban.