Nyamuk Ikut Tularkan COVID-19? Begini Kata Ahli

Nyamuk
Sumber :
  • instagram/guyonankekinian

VIVA – Memasuki musim pancaroba membuat tidak sedikit dari masyarakat yang khawatir bahwa nyamuk dapat menularkan virus Sars-CoV-2 penyebab COVID-19. Hal ini mengingat nyamuk menyebarkan beberapa penyakit seperti malaria, west nile hingga zika.

Apakah benar nyamuk dapat nyebarkan virus corona? Dilansir dari laman Healthline, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada informasi atau bukti hingga saat ini yang menunjukkan bahwa virus corona dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Alasan pertama, virus corona adalah virus yang menyerang saluran pernapasan, dan cara penularan utama adalah melalui droplet yang mengandung virus yang dilepaskan ke udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Agar nyamuk terinfeksi virus, virus tersebut harus ada dalam darah yang dimakan nyamuk.

"SARS-CoV2 (virus yang menyebabkan COVID-19) adalah virus pernapasan yang hampir secara eksklusif terkandung dalam paru-paru dan saluran pernapasan orang yang terinfeksi, dan jarang masuk ke dalam darah," kata seorang peneliti postdoctoral di departemen mikrobiologi, imunologi, dan patologi di Colorado State University, Emily Gallichotte, PhD, mengatakan pada Health.

Lebih lanjut, agar virus dapat menular ke seseorang melalui nyamuk atau jenis gigitan serangga lainnya, seperti gigitan kutu virus, harus dapat mereplikasi di dalam nyamuk atau kutu. Baik virus corona baru maupun jenis corona virus lainnya tidak terbukti melakukan hal itu.

"Ini adalah proses yang cukup kompleks. Pertama-tama, nyamuk harus mengambil jumlah virus yang diperlukan selama menggigit. Virus tidak hanya harus bertahan hidup dari proses pencernaan, tetapi juga mereplikasi di dalam nyamuk dan melewati dinding usus ke selubung (rongga tubuh utama) nyamuk. Dari sana, nyamuk harus menuju kelenjar ludah dan diekspresikan oleh nyamuk sebagai bagian dari sekresi ludahnya," kata mantan ahli entomologi Angkatan Laut AS Joseph M. Conlon, yang memiliki pengalaman luas di seluruh dunia dalam pengendalian nyamuk dan merupakan penasihat teknis untuk American Mosquito Control Association (AMCA).

Selain itu, nyamuk sangat berbeda secara genetis dari manusia. 
 
"Kita memiliki reseptor yang berbeda pada permukaan sel dan mesin replikasi yang berbeda di dalam sel manusia dan nyamuk," kata Gallichotte.

Dia melanjutkan, relatif sedikit virus manusia yang memiliki kemampuan menginfeksi manusia dan nyamuk. Sebagian besar virus manusia (seperti influenza, HIV, dan herpes) telah menginfeksi manusia untuk waktu yang sangat lama, dan meskipun banyak dari ini berakhir dalam darah manusia, virus ini masih tidak dapat menginfeksi nyamuk.

Baca juga: Viral Wanita di Tasikmalaya Hamil 1 Jam, Apa yang Terjadi?

“Sebaliknya, ada banyak virus nyamuk yang tidak dapat menginfeksi manusia, atau mamalia. Tidak ada virus corona yang diketahui dapat menginfeksi nyamuk,” jelas Gallichotte.

Virus yang dapat ditularkan ke manusia oleh nyamuk sendiri antara lain, virus West Nile, virus yang menyebabkan demam berdarah, dan virus chikungunya, yang semuanya beredar di dalam darah orang yang terinfeksi. 

“Virus West Nile mampu menginfeksi nyamuk ke titik di mana viral loadnya melimpah di kelenjar liur. Ketika nyamuk menggigit seseorang, virus ini dapat berpindah dari kelenjar ludah ke tubuh manusia," jelas manajer program ilmiah di Distrik Kontrol Nyamuk dan Vektor Kontrol San Gabriel Valley (SGVMVCD), Melissa Doyle.

Hal yang perlu diingat adalah masih penting untuk terus mengikuti protokol kesehatan untuk melindungi diri Anda dan orang lain dari COVID-19. Sering-seringlah membersihkan tangan, menjaga jarak, tinggal di rumah jika sakit, dan hindari kontak dekat dengan siapa pun yang batuk dan bersin.