Anak Muda Pengguna Vape 5 Kali Lebih Berisiko Tertular Virus Corona

Rokok elektrik atau vape.
Sumber :
  • pixabay/LindsayFox

VIVA – Studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Adolescent Health, mengungkapkan dampak dari merokok dan menggunakan vape atau vaping terhadap penularan virus corona. Studi tersebut dilakukan dengan metode survei online di Amerika Serikat, negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Dari studi itu diketahui bahwa masyarakat usia muda dan remaja yang merokok dan vaping berisiko tujuh kali lebih mungkin terpapar virus corona. Jurnal tersebut juga menyebut, pengguna vape yang berusia muda lima kali berisiko didiagnosis dengan COVID-19.

Baca Juga: Vape Efektif Sebagai Terapi Berhenti Merokok, Benarkah?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa orang muda berusia 15 hingga 24 tahun berada di peringkat teratas dalam peningkatan kasus virus corona baru di seluruh dunia. Tidak hanya itu, orang yang masih muda juga berisiko lebih tinggi menularkan virus tersebut.

“Lihat, ini adalah pandemi. Inilah saatnya bagi Kamu untuk berhenti dan tidak mulai melakukan vaping," kata penulis senior studi tersebut, Bonnie Halpern-Felsher, dikutip dari dari laman World of Buzz, Kamis, 13 Agustus 2020.

Meskipun studi itu tidak mengungkapkan alasan pasti tentang bagaimana vape dapat meningkatkan kemungkinan orang usia muda terpapar virus corona, namun, kemungkinan karena cara vaping memengaruhi paru-paru serta sistem kekebalan tubuh.

Para pengguna vape atau perokok juga dapat terpapar virus corona karena alasan lain, seperti faktor perangkat vape mereka.