Hipertensi Tak Bisa Diatasi dengan Menusuk Jari Tangan atau Kaki

Ilustrasi Hipertensi
Sumber :

VIVA – Mitos seputar masalah kesehatan memang sudah berkembang sejak lama. Mulai dari berbagai bahan alami yang dapat menyembuhkan penyakit, hingga metode pengobatan lain yang tidak berbasis medis. 

Mitos seputar penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi juga tak kalah santer terdengar. Seperti beberapa gejala yang diyakini menjadi pertanda penyakit ini, padahal sebagian besar penderita hipertensi tidak bergejala. 

Selain itu, ada juga anggapan yang menyatakan bahwa orang yang terserang hipertensi hingga stroke lalu kehilangan kesadaran, bisa diatasi dengan menusuk jari-jari kaki, tangan atau telinga mereka. Padahal, itu hanyalah mitos, yang tentu saja tidak benar.

Baca juga: Hati-hati, Tekanan Darah Meningkat Sebabkan Pembuluh Darah Pecah?

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Renan Sukmawan, Sp.JP(K), PhD, FIHA, FACC, menegaskan jika kesadaran turun, ada baiknya dicari tahu dulu penyebabnya. 

"Kalau sebabnya jelas stroke, dibawa ke IGD cari tahu ada dua, apakah stroke karena pemyumbatan yang kita sebut sebagai stroke iskemik, ada lagi stroke perdarahan. Dua-duanya nanti tata laksananya berbeda," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne, Rabu 2 September 2020. 

Dokter Renan menjelaskan, jika ada pembekuan darah di otak yang mengganggu, akan dilakukan prosedur operasi. Atau, dokter saraf akan melakukan prosedur yang sudah lebih maju untuk membuka alirannya menjadi lebih baik.

Baca juga: Jangan Percaya, Sakit Kepala Hingga Leher Kaku Bukan Gejala Hipertensi

"Jadi enggak ada impact-nya dengan menusuk dan sebagainya untuk memperbaiki kondisi," tegas dia. 

Bahkan sebaliknya, Renan memperingatkan menusuk beberapa bagian tubuh dengan maksud untuk mengatasi hipertensi, justru dapat menaikkan tekanan darah, akibat adanya rangsangan-rangsangan nyeri. 

"Orang normal itu jangan salah, ketika kita berolahraga, tensi naik. Jadi, tekanan darah pada saat aktivitas naik. Kalau diberi rangsangan dari luar, nyeri, ketakutan, itu tensi naik. Apalagi tensi tinggi, tambah nyeri makin tinggi," kata dokter Renan Sukmawan.