Gejala Khas Pasien COVID-19, Tidak Bisa Cium Dua Bau Ini

Virus corona
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Sebelumnya, batuk kering, demam, dan kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, disebut sebagai gejala khas virus corona atau COVID-19. Namun, kehilangan indra penciuman dan rasa, juga telah diidentifikasi sebagai salah satu gejalanya.

Kehilangan indra pengecap yang signifikan, meski tidak mengalami pilek atau batuk, sekarang dianggap sebagai salah satu ciri khas virus SARS-CoV-2.

Mengingat kehilangan indra penciuman sebelumnya telah dikaitkan dengan serangan pilek dan batuk yang parah, sangat penting untuk memahami bagaimana rasa kehilangan penciuman sebenarnya setelah terinfeksi virus corona.

Baca juga: Didistribusikan Hari Ini, Obat COVID-19 Remdesivir Dibanderol Rp3 Juta

Dilansir Times of India, banyak peneliti percaya, anosmia (kehilangan penciuman) dengan virus corona adalah tanda peringatan dini infeksi ini.

Namun, penelitian inovatif baru-baru ini yang dilakukan oleh para peneliti dari National Agri-Food Biotechnology Institute Mohali dan Institut Pascasarjana Pendidikan dan Penelitian Kedokteran Chandigarh, telah menemukan bahwa mereka yang terinfeksi COVID-19, tidak bisa mencium atau hanya mendeteksi bau dan wewangian tertentu.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan di media cetak, para peneliti memanfaatkan lima jenis aroma, yang biasa terdapat di semua rumah tangga di India, untuk mengembangkan tes penciuman.

Baca juga: Masker Scuba Dilarang, Ini Lho Penjelasannya

Kelima wewangian ini dipilih berdasarkan survei online di mana daftar 30 aroma disajikan kepada 100 orang dan mereka diminta untuk memilih yang paling mudah mereka identifikasi. Atas dasar hasil tersebut, akhirnya dipilih lima aroma, yaitu bawang putih, peppermint, kapulaga, minyak kelapa dan adas.

Untuk melakukan penelitian, aromanya dimasukkan ke dalam tabung dan dikemas dalam tas. Kemudian, relawan penelitian diberi lembar tanggapan untuk diisi apakah mereka dapat mencium dan mengidentifikasi bau yang ada di dalam tas tersebut. 

Untuk melakukan penelitian, 49 pasien virus corona tanpa gejala (OTG) dan 35 orang yang tidak memiliki COVID-19, diminta untuk mengikuti beberapa tes.

Sesuai laporan yang diterbitkan di Print, percobaan lanjutan lain dilakukan untuk mengonfirmasi temuan penelitian, di mana urutan aroma diubah dan air juga ditambahkan dalam tes penciuman ini.

Para peneliti menemukan bahwa meskipun mereka yang terinfeksi COVID-19 benar-benar kehilangan penciuman, tapi mereka mungkin tidak kehilangan persepsi penciuman sepenuhnya.

Berdasarkan penelitian, hanya 4,1 persen dari peserta yang tidak dapat mengidentifikasi salah satu dari lima aroma yang ada dalam tes penciuman. Sementara 38,8 persen, tidak dapat mengidentifikasi setidaknya satu dari aroma, dan 16 persen tidak dapat mengidentifikasi dua bau.

Jika dibandingkan dengan peserta yang sehat, semuanya mampu mencium aroma yang diberikan dalam tes penciuman tersebut. Meskipun 14 persen dari sukarelawan yang sehat tidak dapat mengidentifikasi dengan benar, setidaknya satu dari baunya.

Setelah melakukan penelitian, peneliti mempersempit dua aroma yang tidak dapat dideteksi oleh pasien COVID-19, yaitu minyak kelapa dan aroma peppermint. Tim percaya bahwa tes bau ini dapat membantu mengidentifikasi pasien COVID-19 tanpa gejala.

Sementara penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan, untuk mengacak pengujian ini dan membuat hasil akhir, para peneliti percaya bahwa metode ini juga dapat digunakan di rumah.

Untuk melakukannya, seseorang dapat mengidentifikasi rangkaian aroma tertentu di rumah dan menciumnya setiap hari. Kehilangan penciuman dapat mengingatkan individu dan membantu mereka melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan.

Jumlah pasien COVID-19 masih tinggi, maka jangan lupakan 3M: memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan.

#pakaimasker
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitanganpakaisabun
#ingatpesanibu
#satgascovid19