Mengenal 3 Vaksin COVID-19 yang Akan Hadir di Indonesia pada November

Ilustrasi vaksin corona
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Kementerian Kemaritiman dan Investasi mengungkapkan program vaksinasi COVID-19 akan dimulai pada awal November 2020. Vaksin yang akan digunakan pada awal November 2020 mendatang berasal dari tiga perusahaan farmasi China yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.

Setidaknya akan ada jutaan dosis vaksin virus corona di Indonesia hingga akhir tahun ini. Lalu seperti apa tiga jenis vaksin dari ketiga perusahaan tersebut? Berikut ini rangkumannya.

Sinovac

Dilansir dari laman fortune, vaksin Sinovac, yang disebut CoronaVac, didasarkan pada pendekatan yang paling banyak dicoba dan teruji untuk pengembangan vaksin yakni dengan metode inktivasi. 

Baca juga: Vaksin Corona Siap November, Ini Orang Pertama yang Diprioritaskan

Metode ini adalah metode pembuatan vaksin COVID-19 dengan menggunakan virus yang tidak aktif untuk mengajarkan sistem kekebalan untuk membangun toleransi terhadap penyakit.

Perusahaan tersebut diketahui telah melakukan uji coba fase III termasuk di Indonesia. Vaksin dari Sinovac, Tiongkok, ini sudah tiba di Bio Farma pada tanggal 19 Juli 2020. Vaksin COVID-19 dari Sinovac digunakan untuk kebutuhan fase uji klinis tahap 3 pada Agustus 2020 lalu. Sinovac sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara pada Juli 2020 lalu. 

Dari rilis yang diterima VIVA dari Kementerian Kemaritimam dan Investasi, Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk

Untuk harga vaksin dari Sinovac, Holding atau perusahaan induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi memastikan, harga vaksin COVID-19 yang dikerjasamakan dengan Sinovac Biotech Ltd maksimal Rp200 ribu per dosis.

Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir yang juga merupakan Direktur Utama PT Bio Farma mengatakan hal tersebut. Untuk dua dosis maksimal Rp400 ribu.

"Kami berharap dengan Sinovac ini harganya bisa kita tekan maksimum Rp200 ribu per satu dosis," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 5 Oktober 2020.

Baca juga: WHO Tak Sarankan Lockdown Lagi, Bikin Orang Miskin Makin Miskin

Sinopharm

Agustus lalu, perusahaan Sinopharm milik China menggunakan metode inactivated vaccsine. Perusahaan ini melalui unit CNBG-nya, diketahui memiliki dua kandidat vaksin yang tidak aktif dari lembaga penelitian biologi di Beijing dan Wuhan. Mereka memasuki pengujian fase 1/2 pada April dan menyampaikan hasil awal pada Juni.

Menurut data sementara fase 2 yang baru-baru ini diterbitkan di JAMA, suntikan Wuhan, dengan dosis sedang, memicu antibodi penetral pada titer rata-rata geometris 121 ketika dua dosis diberikan dengan selang waktu 14 hari, dan 247 saat diberikan dengan selang waktu 21 hari.

“Titer antibodi mulai meningkat setelah injeksi kedua dan selanjutnya meningkat setelah injeksi ketiga, menunjukkan perlunya injeksi booster,” tulis para peneliti dalam penelitian tersebut. 

Dari rilis yang diterima VIVA dari Kementerian Kemaritimam dan Investasi, diketahui sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3 dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara. melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko dan Argentina. 

Pemerintah UAE ikut memberikan emergency use authorization kepada G42/Sinopharm. Data untuk vaksin G42/Sinopharm akan diambil dari data uji klinis di UAE karena diproduksi di sana.

Kehalalan vaksin Sinovac dan Cansino akan dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses pengujian data, begitu juga dengan kehalalan vaksin G42/Sinopharm.

G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, yang 5 juta dosis akan mulai datang pada bulan November 2020. Untuk tahun 2021, Sinopharm mengusahakan 50 juta (dual dose). Untuk harganya sendiri akan dijual kurang dari 1.000 yuan. 

“Diperkirakan biayanya beberapa ratus yuan untuk satu suntikan, dan itu akan menjadi kurang dari 1.000 yuan (USD145 setara dengan Rp2,1 juta) untuk dua dosis," kata Ketua Sinopharm Liu Jingzhen mengatakan kepada media lokal Guangming Daily (China). 

CanSino

Perusahaan ini mengembangkan vaksin virus corona yang diberinama  Ad5-nCOV. Vaksin ini pertama kali diajukan untuk persetujuan pada Maret menggunakan versi strain virus flu biasa untuk mengangkut materi genetik ke dalam tubuh manusia dan melatihnya untuk mencegah infeksi lebih lanjut dan meningkatkan antibodi di tubuh inang.

Studi awal menunjukkan bahwa vaksin eksperimental, yang merupakan salah satu dari 5 vaksin yang dibuat dan dikembangkan secara lokal di China, adalah salah satu vaksin teraman saat ini.  Para ilmuwan mampu mengamati kekebalan positif dan peningkatan tingkat produksi sel T dalam uji coba tubuh pasca fase I dan II.

Dari rilis yang diterima VIVA dari Kementerian Kemaritimam dan Investasi, diketahui, Cansino melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Arab Saudi, Rusia dan Pakistan. Untuk tahun ini perusahaan Cansino menyanggupi 100,000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15 juta-20 juta untuk tahun 2021.

Pemerintah UAE ikut memberikan emergency use authorization kepada G42/Sinopharm. Data untuk vaksin G42/Sinopharm akan diambil dari data uji klinis di UAE karena diproduksi di sana. Kehalalan vaksin Sinovac dan Cansino akan dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses pengujian data, begitu juga dengan kehalalan vaksin G42/Sinopharm.

“MUI-nya Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42” ucap Dirut Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan yang diterima VIVA, Senin 12 Oktober 2020.