Siap Uji Klinis, 3 Fakta Obat COVID-19 Korea

Ilustrasi vitamin/obat.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Pengembangan obat COVID-19 terus dilakukan di berbagai negara oleh banyak perusahaan, termasuk Daewoong. Obat DWRX2003 terbukti minim efek samping dan telah mendapatkan izin dari Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korea untuk segera dilakukan uji klinis fase 1 di Korea.

Pada tanggal 8 Oktober 2020 Daewoong Pharmaceutical (CEO Sengho Jeon) dan Daewoong Therapeutics (CEO Min-Seok Lee), anak perusahaan Daewoong Co., Ltd., resmi mengembangkan obat tersebut untuk mengatasi COVID-19. Apa saja faktanya? Berikut rangkumanya dikutip dari keterangan tertulis.

Baca juga: BPOM Beri Izin Edar Darurat Obat COVID-19 Favipiravir

Minim efek samping

DWRX2003 adalah produk yang dikembangkan dengan Niclosamide sebagai obat injeksi lepas lambat menggunakan teknologi pengiriman obat milik Daewoong Group. Niclosamide merupakan bahan dari obat tersebut yang dikenal dapat menghambat penetrasi dan ekskresi virus ke dalam sel tubuh manusia. 

Metode injeksi lepas lambat Ini dapat memaksimalkan efektivitas obat dibandingkan dengan metode pemberian obat secara oral dan juga diharapkan mampu menjaga tingkat konsentrasi obat yang dapat mengobati penyakit virus hanya dengan sekali pemberian. Metode ini juga dapat menghindari efek samping sistem pencernaan (mual, muntah, dan lain-lain) yang terjadi apabila obat diberikan secara oral.

Tekan angka kematian

Sementara itu, berdasarkan uji klinis terhadap subjek hewan, Daewoong Pharmaceutical juga memastikan bahwa 'DWRX2003' dapat menurunkan tingkat kematian pada pasien COVID-19. Dalam uji klinis ini, subjek hewan telah diberikan virus COVID-19 dan influenza secara bersamaan. Hal ini dilakukan untuk menguji efektivitas obat terhadap 'twin-demic', yang semakin menjadi kekhawatiran banyak orang di seluruh dunia.

Uji klinis Niclosmaide yang dilakukan terhadap hewan menunjukkan bahwa 40 persen dari kelompok yang diberikan plasebo telah mati, sedangkan kelompok yang diberikan pengobatan 12 jam sebelum terinfeksi dan 7 hari setelah terinfeksi virus memiliki angka kematian nol. Skor gejala klinis pada hari kedua pemberian obat menunjukkan peningkatan kondisi yang luar biasa sebesar 75 persen dibandingkan dengan kelompok kontrol ketika obat diberikan setelah gejala klinis memburuk pada hari ke-7 setelah diberikan infeksi virus.

"Niclosamide adalah bahan yang telah terbukti memiliki efek yang dapat meningkatkan kondisi pasien COVID-19, dan kami berharap pengobatan ini dapat menekan komplikasi pada pasien kronis serta memberikan efek anti-virus yang kuat,” kata Min-seok Lee, CEO Daewoong Therapeutics. “Kami akan bekerja sama dengan Daewoong Pharmaceutical untuk melakukan yang terbaik dalam berbagai penelitian dan pengembangan untuk mengembangka pengobatan yang efektif untuk penyakit infeksi virus lainnya,” katanya.

Uji klinis di tiga negara

Uji klinis fase 1 untuk "DWRX2003" di Korea akan dilakukan di Chungnam National University Hospital di mana obat akan digunakan pada orang yang sehat dan administrasi akan dimulai pada bulan Oktober 2020. Dalam uji klinis ini, Niclosamide atau plasebo akan ditetapkan secara acak, double blinded, terkontrol plasebo, dan diadministrasikan pada satu waktu untuk memastikan keamanan dan pemeliharaan konsentrasi obat dalam darah.

Baca juga: Obat COVID-19 Remdesivir Siap, Apa Efek Sampingnya?

Daewoong Pharmaceutical juga mempercepat perkembangan global dengan melakukan uji klinis fase 1 untuk "DWRX2003" di India dan Filipina, termasuk Korea. Di India, uji klinis fase 1 sedang dilakukan di mana obat akan digunakan pada orang yang sehat, memastikan keamanan pada kelompok uji coba pertama, dan uji klinis untuk kelompok kedua sedang berlangsung dengan lancar. Di Filipina, uji klinis fase 1 pada pasien COVID-19 dilakukan untuk menguji keamanan dan efek obat tersebut. 

Daewoong Pharmaceutical berencana untuk melakukan uji klinis multinasional fase 2 dan 3 dalam tahun ini berdasarkan hasil uji klinis Fase 1, dan akan segera mengajukan permohonan untuk mendapatkan Accelerated Approval dan Emergency Use Authorization setelah uji klinis fase 2 telah selesai.