China Temukan Virus Corona Hidup di Kemasan Makanan Beku

Ilustrasi Makanan Beku
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Temuan virus corona jenis baru yang hidup di kemasan makanan beku, dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China selama akhir pekan. Disebut signifikan karena temuan tersebut menyajikan kemungkinan COVID-19 dapat menginfeksi orang bahkan setelah perjalanan lintas batas jarak jauh dengan transportasi rantai dingin.

Sebelumnya, para ilmuwan mengakui mereka belum memahami apakah virus dapat bertahan pada suhu di lemari es atau freezer, menurut Pusat Pengendalian Penyakit di BC, Kanada. Namun, CDC China kini mengatakan temuan ini adalah pertama kalinya virus korona baru hidup diisolasi pada kemasan luar makanan beku.

"Telah dipastikan bahwa kontak dengan kemasan luar yang terkontaminasi oleh virus korona baru dapat menyebabkan infeksi," tulis temuan itu, dikutip dari Express UK.

Baca juga: Sampo Bayi dan Obat Kumur Ampuh Nonaktifkan COVID-19

Dalam kondisi lingkungan tertentu, virus yang bertahan di permukaan artikel dapat menyebabkan infeksi kontak yang rentan tanpa perlindungan yang efektif. Orang-orang yang berisiko terinfeksi sebagian besar adalah pekerja yang kontak dengan makanan beku.

"Temuan ini menunjukkan bahwa sementara mencegah impor orang yang terinfeksi ke luar negeri, perlu memperhatikan risiko mengimpor virus dari barang makanan beku yang terkontaminasi virus di luar negeri," saran studi itu.

Selain itu, CDC di wilayah BC Kanada mengatakan bahwa virus korona 'mirip' dengan COVID-19 telah terbukti bertahan di lemari es dan freezer selama berminggu-minggu. Sehingga, kemungkinan virus SARS-CoV-2 akan dapat bertahan di lingkungan yang dingin.

Baca juga: Begini Kriteria Masker Kain agar Efektif Cegah COVID-19

Virus hidup yang dimaksud ditemukan pada sebungkus ikan cod beku. Namun, CDC China tidak menentukan merek atau perusahaan mana yang terlibat. Adapun jejak virus corona telah ditemukan pada makanan beku di studi sebelumnya, meskipun ini tidak hidup.

Penemuan itu dilaporkan ketika CDC sedang menyelidiki serentetan infeksi virus corona baru-baru ini di kota Qingdao, China. Pekan lalu dilaporkan 12 infeksi baru tampaknya terkait dengan Rumah Sakit Dada Qingdao, yang diketahui telah merawat pelancong yang terinfeksi dari luar negeri.

Sebagai akibat dari kasus-kasus tersebut, kota tersebut mengatakan akan melakukan pengujian massal terhadap seluruh populasinya yang berjumlah lebih dari 9 juta orang. Terlepas dari penemuan itu, CDC China mengatakan cara utama penularan COVID-19 masih melalui kontak dekat dan tetesan pernapasan.