Jarang Terdeteksi, Ini 6 Gejala Kanker Lambung yang Patut Diwaspadai

Ilustrasi sakit lambung.
Sumber :
  • VIVAlife

VIVA – Penyakit kanker lambung sering disalahartikan sebagai sakit maag biasa. Pasalnya, penyakit ini tidak menunjukkan tanda-tanda, sehingga sulit dideteksi pada tahap awal. Oleh karena itu, mengetahui gejala-gejalanya tentu sangat penting, agar penyakit ini bisa diketahui sebelum terlambat. 

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP, menjelaskan, ada enam situasi yang perlu diwaspadai sebagai gejala kanker lambung. Apa saja? 

"Situasi pertama adalah, adanya nyeri abdomen yaitu nyeri perut atau abdomen yang awalnya terasa ringan. Namun karena sibuk sehingga tidak diperhatikan dan tidak hilang dengan makan, sehingga lama-kelamaan nyeri semakin berat sampai tak tertahankan. Gejala yang paling sering dari kanker lambung (antara 60 - 90 persen) mirip sakit maag," ujarnya dalam Webinar Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Senin 16 November 2020. 

Kemudian situasi kedua adalah, di mana seseorang mulai sulit menelan makanan. Dan ini terjadi bila tumor berlokasi di daerah kardia atas, maka akan terjadi penyempitan. Di mana makanan terasa 'tersangkut' di daerah dada, sehingga terpaksa minum air yang banyak. Namun kemudian akan naik balik ke atas atau disebut gastroesophageal reflux atau gerd.

"Situasi ketiga adalah rasa mual dan muntah pada waktu makan. Hal ini terjadi bila tumor terletak dekat dengan jalan masuk ke usus halus atau pylorus. Hambatan lewatnya makanan akan mengirim sinyal ke otak bahwa  makanan 'harus dikembalikan ke atas'," tutur dia. 

Situasi keempat menurut Profesor Aru yaitu, semakin merasa cepat kenyang dengan terisinya ruang lambung oleh tumor, sehingga semakin sedikit makanan yang masuk ke tubuh. Hal ini terjadi terutama pada kanker lambung  jenis difus, di mana sel-sel tumor mengambil permukaan luas lambung, sehingga elastisitas lambung berkurang.

"Situasi kelima terjadi penurunan berat badan secara drastis. Bisa karena sulitnya makanan turun, atau karena muntah, serta makanan dan nutrisi akan berkurang," kata dia. 

Lalu yang terakhir, mulai terjadi perdarahan, di mana tumor atau kanker menembus lapisan dalam lambung, bila perdarahan masih sedikit, tidak menampakkan adanya gejala. Namun pada perdarahan besar, berakibat pada hematemesis atas atau melena bawah dengan gejala anemia.

"Dengan mewaspadai gejala kanker lambung, masyarakat diharapkan segera melakukan deteksi dini kanker, agar dapat disembuhkan pada stadium awal," kata Prof. Aru Sudoyo.