Hipertensi Komorbid Tertinggi COVID-19, Dokter Ajak Deteksi Dini

hipertensi
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Hipertensi tercatat merupakan penyakit penyerta atau komorbid tertinggi dan berbahaya bagi pasien terinfeksi COVID-19 di dunia, termasuk di Indonesia. Hipertensi dapat memperburuk perjalanan virus SARS-CoV-2 sehingga diperlukan suatu kewaspadaan khusus tentang hal ini.

Di Indonesia, menurut catatan Riskesdas 2018 bahwa ada sebanyak 63 juta penduduk yang menderita hipertensi. Dari populasi hipertensi tersebut, hanya sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan hanya 54,4% dari yang terdiagnosis hipertensi rutin minum obat.

"Data terkini menyebutkan bahwa hipertensi merupakan komorbid tertinggi COVID-19, di dunia termasuk di Indonesia, dengan perbandingan di AS sebanyak 56,6%, China 58,3%, Italia 49% serta Indonesia 50,5%," ujar dokter spesialis penyakit dalam dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, dalam acara virtual yang digagas oleh InaSH, Jumat 26 Februari 2021.

Tunggul melanjutkan, angka kematian hipertensi seluruh dunia dilaporkan lebih dari 9,4 juta/tahun dan merupakan yang tertinggi dibandingkan penyakit-penyakit lainnya, baik di negara-negara maju maupun yang sedang berkembang bahkan di negara-negara tertinggal sekalipun. Hal ini dipicu oleh banyak faktor, termasuk pengelolaan hipertensi yang kurang baik, terlebih di masa pandemi.

"Masalah yang dihadapi yaitu enggannya pasien hipertensi untuk follow-up ke RS karena adanya batasan-batasan dan untuk menghindari paparan COVID-19. Dalam situasi seperti ini, maka pengukuran tekanan darah sendiri di rumah menjadi penting dan harus digalakkan di samping penggunaan telemedicine dengan multi disiplin approach menjadi pilihan yang baik," ujar President of Indonesian Society of Hypertension (InaSH).

Pada kesempatan yang sama, dr. Eka Harmeiwaty, SpS, menambahkan bahwa deteksi dini diperlukan untuk mencegah angka morbiditas dan mortalitas pada pengidap hipertensi. Maka dari itu, pemeriksaan tekanan darah di rumah (PTDR), perlu dilakukan untuk memantau tekanan darah secara rutin.

"Karena untuk masyarakat pastinya alat yang mudah dioperasikan yaitu (alat hitung tekanan darah) digital. Lalu, cari merk-merk yang sudah tervalidasi internasional. Alat itu idealnya bisa dikalibrasi. Hal itu yang harus diperhatikan dalam memilih alat perhitung tekanan darah," tuturnya.