Penderita Maag Tak Boleh Konsumsi Roti dan Susu, Ini Alasannya

Ilustrasi sakit maag.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Penderita maag harus menjaga asupan makanan yang dikonsumsi untuk menghindari penyakitnya menjadi kambuh. Sebab, jika salah mengonsumi makanan, nyeri tak tertahankan tidak akan bisa dihindari. 

Selain stres dan konsumsi obat-obatan tertentu, penyakit maag juga dihubungkan dengan gaya hidup yang buruk. Seperti konsumsi makanan pedas, berminyak dan berlemak, merokok, konsumsi minuman soda, berkarbonasi, kafein serta alkohol. 

Tapi jangan salah, ternyata penyakit maag juga bisa dipicu karena konsumsi roti dan susu. Untuk itu, makanan dan minuman tersebut juga harus dihindari oleh penderita maag. Benarkah demikian, mitos atau fakta? 

"Fakta. Sakit maag seringkali keluhannya perut kembung, nyeri di abdomen, rasanya begah dan sebagainya. Kalau misal rotinya adalah roti tanpa ragi maka itu boleh dikonsumsi. Tapi kebanyakan di Indonesia, roti-rotinya yang dikasih ragi. Ragi begitu dimakan di dalam perut kita bisa mengalami proses fermentasi," ujar spesialis gizi klinis, dr. Ida Gunawan SpGK, dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne, Kamis 1 April 2021. 

Dokter Ida menambahkan, hasil dari fermentasi salah satunya adalah alkohol dan hal inilah yang sering menimbulkan gangguan pada lambung. Lalu, bagaimana dengan susu? 

"Susu sebenarnya gak masalah. Tapi banyak sekali orang-orang yang sakit maag sebetulnya dia kesaru. Sebenarnya dia bukan sakit maag tapi mengalami intoleransi laktosa," kata Ida. 

Menurut Ida, intoleransi laktosa kasusnya cukup banyak di Indonesia, yaitu hampir 90 persen. Jadi, jika ada yang mengeluh merasakan sakit di area perut, kebanyakan orang akan menyimpulkannya sebagai sakit maag atau asam lambung.

"Coba pikirkan, apakah dia mengonsumsi susu secara berlebihan gak. Sebaiknya itu dihindari dulu. Kalau seandainya dia menderita intoleransi laktosa artinya gak kuat minum susu, maka dia harus memilih susu yang free lactose atau yang low lactose dan itu banyak di pasar," kata Ida.

Ida menyarankan, untuk mengurangi atau bahkan menghindari konsumsi susu terlebih dahulu. Kemudian dilihat, apakah gejalanya menghilang atau tidak. 

"Kalau hilang, jangan-jangan itu (intoleransi laktosa). Jadi, bukannya keluhan lambung ada luka, ada ulkus, bukan. Jangan-jangan penyebabnya karena intoleransi laktosa," tutur dr. Ida Gunawan.