Seks Tak Memuaskan, Tanda Disfungsi Ereksi?

Ilustrasi pria/laki-laki.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Seks yang menyenangkan selalu menjadi dambaan tiap pasangan agar mampu memberi kepuasan batin. Hanya saja, kepuasan yang tak bisa diraih tersebut perlu diwaspadai adanya masalah pada beberapa hal, termasuk organ intim.

Permasalahan organ intim yang kerap menerpa termasuk disfungsi ereksi, biasanya menjadi pemicu berkurangnya keharmonisan dalam rumah tangga. Tak heran, dokter spesialis urologi, dr Dyandra Parikesit menyebut bahwa masalah tersebut akan dirasakan oleh kedua belah pihak.

"Bener-bener salah kalau ini dibilang cuma penyakit pria, karena pasangannya juga merasakan efeknya," ujarnya dalam acara virtual 'Exclusive Media Talk Bersama Topgra', baru-baru ini.

Adapun disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi pada penis, untuk memperoleh hubungan seks yang memuaskan. Sehingga, baik pria maupun wanita, harus segera menyadari hal ini untuk dapat mengidentifikasi akar permasalahannya.

"Kadang berapa kali juga dari cara komunikasi antar pasangannya aja kita udah tahu nih masalah ada dikomunikasinya dan keharmonisannya, karena memang masalah tersebut juga mempengaruhi," tuturnya.

Faktor risiko dari disfungsi ereksi pun cukup beragam. Sebut saja, usia yang makin tua maka makin tinggi risiko tersebut. Sementara, penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes juga menambah panjang daftar permasalahan tersebut. Tak hanya itu, masalah disfungsi ereksi juga bisa ditengarai oleh trauma dan kesehatan mental.

"Jadi yang pertama ada komponen objektif, yaitu tidak mencapai atau tidak bisa mempertahankan ereksi, lalu biasanya experience subjektifnya tidak itu tidak bisa merasakan hubungan seks yang memuaskan," lanjut dokter yang praktik di Rumah Sakit Mayapada itu.

Dokter Dyandra pun menyarankan agar pasangan mau menemani suami konsultasi ke dokter agar permasalahannya bisa diatasi segera. Menurutnya, makin dini dikenali dan diatasi, masalah disfungsi ereksi akan makin cepat diatasi

"Kalau pasien baru alami dan mengeluh lalu coba intervensi dan modifikasi seperti pola hidup sehat, pastinya akan lebih mudah (sembuh) dibanding disfungsi ereksi yang sudah bertahun-tahun dengan komorbiditasnya," pungkasnya.