Ini yang Perlu Diketahui Ibu Positif COVID-19 Melahirkan

ilustrasi ibu hamil
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Kabar bahagia datang dari pedangdut Rizki DA. Selasa pagi 13 April kemarin, sang istri Nadya Mustika melahirkan bayi laki-laki bernama Baihaqqi Syaki Ramadhan.

Namun di balik persalinannya diketahui Nadya Mustika terkonfirmasi positif COVID-19. Lantas bagaimana jika ibu yang positif COVID-19 melahirkan bayi? Berikut ini sejumlah penjelasan mengenai ibu yang positif COVID-19 saat melahirkan bayi.

Apakah harus dilahirkan secara C-section?

Ibu yang terkonfirmasi positif COVID-19 seperti Nadya Mustika tidak dianjurkan untuk melahirkan bayi secara C-Section seperti saran yang dikemukakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam website resmi WHO, dijelaskan bahwa operasi Caesar boleh dilakukan jika secara medis dapat dibenarkan. Cara kelahiran harus bersifat individual dan berdasarkan pada preferensi wanita disamping preferensi dari kebidanan. 

Dalam website Webmd dijelaskan bahwa dalam penelitian terbaru, wanita hamil dengan COVID-19 yang melahirkan melalui operasi Caesar mungkin berisiko lebih besar untuk mengalami komplikasi yang mempengaruhi ibu dan bayi. 

Dalam studi yang diikuti 82 wanita dengan COVID-19 empat di antaranya dengan gejala parah yang melahirkan di rumah sakit di Spanyol. Tiga puluh tujuh wanita melahirkan melalui operasi caesar (operasi caesar), termasuk delapan sebagai akibat langsung dari masalah COVID-19.

Hampir 30% bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar harus pergi ke unit perawatan intensif neonatal. 

 "Operasi caesar harus dilakukan hanya jika ada indikasi untuk itu di luar COVID," kata unit penelitian materno-janin dan kebidanan di Center Hospitalier Universitaire di Lausanne, Swiss. Dr. David Baud. 

Baud mengatakan operasi caesar tidak boleh dilakukan hanya karena ibunya mengidap COVID-19 atau untuk mencegah penularan virus ke bayinya.

Studi tersebut menemukan bahwa wanita yang menjalani operasi caesar lebih cenderung berakhir di unit perawatan intensif. Mereka juga lebih mungkin menjadi gemuk, membutuhkan oksigen ketika mereka masuk rumah sakit dan memiliki rontgen dada yang tidak normal.

Apakah ibu yang positif COVID-19 dapat menularkan virus corona kepada bayinya?

Sejauh ini, sangat sedikit bayi yang lahir dari ibu dengan COVID-19 yang dinyatakan positif virus dalam beberapa hari pertama.

Selain itu, tidak ada laporan yang dipublikasikan tentang bayi baru lahir yang meninggal saat pertama kali melahirkan di rumah sakit sebagai akibat langsung dari infeksi SARS-CoV-2.

Bayi baru lahir dan bayi muda yang tertular virus bisa menjadi cukup sakit sehingga perlu dirawat di rumah sakit, tetapi paling sering mereka sembuh.

Apa yang akan terjadi setelah bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terkonfirmasi positif COVID-19?

Bayi Anda akan menerima semua perawatan biasa setelah dilahirkan. Misalnya, bayi akan menunggu penjepitan tali pusat. Selain itu pasca dilahirkan, bayi akan langsung dimandikan untuk menghilangkan virus dari kulit.

4. Bayi perlu dites COVID-19?

Pasca dilahirkan bayi bisa dites COVID-19 jika memang layanan tersebut tersedia. Bayi baru lahir dari ibu yang mengidap COVID-19 biasanya akn dites 24 jam dan 48 jam setelah mereka lahir. Jika tesnya positif, bayi Anda mungkin dites setiap 48-72 jam sampai ada dua tes negatif berturut-turut.

Jika hasil tes bayi Anda positif tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun, rencanakan untuk sering menindaklanjuti dengan dokter anak bayi Anda selama 14 hari pertama setelah bayi Anda lahir.