Eriksen Kolaps di Lapangan, Dokter Jantung: Curiga Vetrikel Aritmia

Gelandang Timnas Denmark, Christian Eriksen
Sumber :
  • twitter.com/EURO2020

VIVA – Dunia olahraga tengah dikejutkan saat kejadian di laga pembuka Grup B Euro 2020 dalam pertandingan antara timnas Denmark dan timnas Finandia. Gelandang andalan Denmark, Christian Eriksen, mendadak tersungkur tanpa sebab di tengah lapangan.

Pertandingan yang terjadi pada Sabtu malam, 12 Juni 2021, memaksa para pemain untuk berhenti berlaga di menit ke-43. Pasalnya, insiden serius menimpa gelandang 29 tahun tersebut. Pemain Inter Milan itu kolaps ketika hendak menerima bola.

Duel yang berlangsung di Parken Stadium itu pun dihentikan selama sekitar satu jam. Kondisi Eriksen saat ini dikabarkan sudah sadar kembali, namun apa sebenarnya pemicu kolaps yang menimpanya?

Dikatakan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito A. Damay, Sp.JP(K), jika melihat rekam ulang pertandingan, Eriksen kolaps seperti itu diduga memang terjadi aritmia atau gangguan irama jantung.

"Curiganya ventrikel aritmia. Ini yang menyebabkan jantung berdetak tidak beraturan sehingga pompa jantung tidak efektif memberikan asupan oksigen ke organ tubuh sehingga seseorang kolaps mendadak," tutur dokter Vito pada VIVA, Senin 14 Juni 2021.

Lebih dalam, pembawa acara Hidup Sehat di TvOne itu sempat menulis di bukunya bahwa sebagian besar atlet dibawah 35 tahun yang henti jantung penyebabnya adalah kelainan jantung bawaan termasuk aritmia. Lainnya adalah kelainan struktur jantung atau kardiomiopati.

"Kelainan ini sebenarnya sebagian dapat dideteksi sebelumnya dengan pemeriksaan EKG , EChocardiography (USG jantung) atau jika dianggap perlu pemeriksaan MRI jantung," lanjut dokter Vito.

Dokter Vito menyampaikan bahwa dengan kasus ini, sebaiknya seluruh lapisan masyarakat lebih memahami cara pemberian penanganan pertama dengan CPR atau resusitasi jantung paru. Bukan malah sebaliknya, kata Vito, yang malah enggan berolahraga.

"Orang-orang jadi takut olahraga, padahal mungkin harusnya responsnya adalah belajar CPR. Kalau ada orang kolaps di pertandingan olahraga tanpa benturan maka respons seharusnya segera cek napas dan kesadarannya (untuk medis segera cek nadi), jika tidak ada respons maka CPR harusnya dilakukan," kata Vito.