Tingkatkan Kesakitan, Ini Harus Diwaspadai dari Varian Baru COVID-19

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Virus corona atau COVID-19 mudah bermutasi. Bahkan, kini mutasi COVID-19 kian bermunculan. Mulai dari varian yang berasal dari Inggris dengan kemampuan penularan yang masif, hingga yang terbaru dari India yang memicu tsunami kasus COVID-19.

Ahli Epidemiologi, Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, Msc., turut membeberkan apa saja yang harus diwaspadai terhadap varian baru dari virus Sars-CoV-2 ini.

"COVID-19 memang gampang bermutasi. Jadi varian baru yang dideteksi di Inggris yaitu mengenai gen atau sifat dari penularannya. Jadi sudah dipetakan, makanya COVID-19 ada cetakan gennya disebut sebagai primer," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne, Jumat, 18 Juni 2021.

Lebih lanjut, Tri Yunis menjelaskan, ada komponen protein pada selaput virus. Selain itu, ada juga protein-protein yang bertugas dalam pembentukan antibodi, ada protein yang bertugas dalam penularan, juga termasuk gennya.

"Ada gen-gen yang bertugas dalam penularan dan dalam pembentukan antibodi. Nah, alhamdulilah yang sampai sekarang belum bermutasi gen-gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan antibodi. Baik itu gennya maupun proteinnya," ungkap dia.

Namun, Tri Yunis mengingatkan, varian baru COVID-19 ini memang lebih menular, bahkan meningkatkan angka kesakitan.

"Penularan COVID-19 sudah lama diketahui bahwa ada virus yang lebih menular. Bahkan, pada Agustus (2020), di Indonesia kalau enggak salah ditemukan virus yang lebih menular 10 kali. Dan pada waktu itu bulan Agustus juga ditemukan di Malaysia," kata dia.

Lalu sekarang, menurut Tri Yunis, gen tersebut sudah bermutasi dan menjadi varian baru dari gen atau molekulnya.

"Jadi, varian baru ini disebut sebagai R1E17. Kemudian merupakan varian yang penularannya memang lebih cepat. Bahkan, juga memengaruhi keparahan," tutur Tri Yunis Miko Wahyono.