Banyak Anak Muda Masuk ICU Akibat COVID-19, IDI Ingatkan Ini

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/mdjaff

VIVA – Sebuah tayangan dalam program Mata Najwa memperlihatkan seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Dokter tersebut mengajak berkeliling rumah sakit dan mengabarkan kondisi pasien COVID-19 di sana.

"Saya berada di ICU COVID-19. Yang seharusnya 25 orang, sekitar 20 indikasi untuk masuk ICU tetapi ternyata penuh sampai sekarang. Karena memang pasiennya masih perlu ditangani di ICU," ujar dr. Irandi Putra Pratomo dalam tayangan itu.

Fakta lain juga diungkapkan oleh dokter Irandi, dia mengatakan bahwa pasien ICU kini banyak dihuni pasien usia muda.

"Untuk pasien ICU, saya lihat di sini yang tadinya sebagian besar usia tua dengan penyakit penyerta atau komorbid itu lebih dominan. Cuma makin ke sini, saya lihat usia muda dengan atau tanpa komorbid pun bisa masuk ICU," katanya.

Dengan menyebarnya varian baru COVID-19, kerentanan bukan lagi berada pada kelompok usia lanjut atau tua. Anak muda pun memiliki risiko yang sama untuk tertular.

Hal ini juga diungkapkan oleh Sekretaris Satgas COVID-19 PB IDI dr. Dyah Agustina Waluyo. 

"Beberapa literatur mengatakan bahwa varian delta lebih mudah menular. Penularan bisa terjadi pada siapa saja. Juga usia berapa saja. Kalau paparan virus tinggi, maka bisa juga menimbulkan gejala walaupun di usia muda," katanya kepada VIVA, Jumat 25 Juni 2021.

Dikutip dari Aljazeera, di Amerika Serikat banyak anak muda bahkan anak-anak yang terpapar COVID-19 dengan gejala yang tidak ringan. Banyak dari mereka yang kondisinya parah hingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Tak sedikit pula yang berakhir dengan kematian.

Kepala petugas medis sebuah rumah sakit di Michigan, Rudolph Valentini mengatakan bahwa banyak anak muda yang dilarikan ke Unit Gawat Darurat dan ICU, bahkan hingga memerlukan ventilator. Pasien dengan gejala parah itu berusia antara 20, 25 hingga 35 tahun.

Senada, dokter Dyah mengungkap bahwa ruang ICU di beberapa rumah sakit saat ini dalam keadaan penuh. Sebagian besar pasien memang berasal dari usia lanjut dengan rata-rata memiliki komorbid.

"Kalaupun muda, yang menjadi berat rata-rata dengan komorbid," ujarnya.

Mutasi varian baru COVID-19, seperti varian delta diketahui memiliki kemampuan menyebar yang lebih cepat. Di Indonesia, sudah ditemukan 145 kasus positif akibat varian baru COVID-19.

Sebaran kasus akibat varian baru tersebut terjadi di 12 provinsi, dengan provinsi Jawa Tengah memiliki kasus tertinggi mencapai 76 kasus. Menyusul DKI Jakarta sebanyak 48 kasusSumatera Selatan sebanyak 4 kasus, Kalimantan Timur sebanyak 3 kasus, Kalimantan Tengah sebanyak 3, Jawa Timur sebanyak 3.

Kasus COVID-19 yang kini mengalami lonjakan membuat masyarakat harus kembali waspada dan mengurangi mobilitas di luar rumah.

Dokter Dyah mengimbau agar masyarakat tetap di rumah, terutama anak-anak jangan keluar rumah.

"Kalau terpaksa keluar rumah, lakukan 6 M dan segera vaksinasi. Prokes harus lebih ketat. Kita sedang tidak baik-baik saja. 2-3 minggu ke depan sebisa mungkin jangan keluar kota dulu," tegasnya.