Hari Alzheimer Sedunia 2021, Kenali Sejarah dan Signifikansinya

Ilustrasi Alzheimer
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Hari Alzheimer sedunia 2021 diperingati setiap tanggal 21 September. Kenali sejarah, dan signifikansinya. Berikut penjelasan lengkapnya yang melansir dari First Post.

Ini adalah penyakit neurodegeneratif yang memperburuk memori dan kemampuan kognitif. Ini juga menciptakan kesulitan dalam pemecahan masalah dan multitasking.

Dunia mengakui Hari Alzheimer Sedunia memperingati setiap tahun pada tanggal 21 September. Hari ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit, demensia, gejala umum, dan faktor risiko yang menyertainya.

Di banyak negara, Hari Alzheimer Sedunia diperingati sepanjang bulan. Hari itu juga meningkatkan kesadaran tentang tingkat keparahan penyakit Alzheimer dan penyebabnya.

Sejarah Hari Alzheimer Sedunia

Alois Alzheimer, seorang psikiater Jerman, mengidentifikasi penyakit ini untuk pertama kalinya pada tahun 1901 pada seorang wanita Jerman berusia 50 tahun. Itulah alasan mengapa gangguan itu dinamai psikiater.

Seiring waktu dan kewaspadaan terhadap penyakit ini, Alzheimer Disease International dibentuk pada tahun 1984. Pada hari jadinya yang kesepuluh yang diperingati pada tahun 1994, organisasi tersebut mengumumkan peresmian Hari Alzheimer Sedunia.

Mereka memutuskan untuk merayakannya pada tanggal 21 September setiap tahun. Namun, Bulan Alzheimer Sedunia diakui pada tahun 2012.

Apa itu penyakit Alzheimer?

Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang memperburuk memori dan kemampuan kognitif. Ini juga menciptakan kesulitan dalam pemecahan masalah dan multitasking. Jika perawatan tepat waktu dan perhatian tidak diambil, seorang individu dapat berperilaku berbeda dengan waktu, banyak menghadapi masalah konsentrasi dan menarik diri secara sosial dari orang-orang.

Kasus ini paling sering terjadi pada individu yang lebih tua atau senior di mana penyakit progresif menyebabkan sel-sel otak memburuk secara bertahap dan mati.

Faktor risiko umum untuk penyakit Alzheimer

Kemungkinan mengembangkan penyakit ini dapat meningkat jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang terkena Alzheimer. Sementara itu, gaya hidup, faktor lingkungan dan genetik berperan besar dalam penyakit ini.

Salah satu faktor risiko terbesar untuk mengembangkan penyakit ini adalah usia tua. Sesuai laporan, orang yang didiagnosis dengan penyakit Alzheimer berusia 65 tahun atau lebih.

Cedera otak traumatis pada tengkorak atau pukulan di kepala dapat menyebabkan risiko terkena penyakit Alzheimer.

Para ilmuwan mengklaim bahwa genetik paling umum yang menyebabkan penyakit Alzheimer adalah gen APOE-e4. Gen ini memainkan peran penting dalam seperempat kasus Alzheimer.