Libur Akhir Tahun Bakal Picu Lonjakan Kasus COVID-19? Ini Kata Satgas

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito
Sumber :

VIVA – Juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir dan masih ada peluang lonjakan kasus terjadi. Salah satunya saat momen libur panjang yang terjadi saat akhir tahun nanti.

"Umumnya peluang lonjakan dapat meningkat saat datang libur panjang dan pelaksanaan kegiatan besar di masyarakat di dalam negeri," ujar juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers bersama BNPB, Selasa, 21 September 2021

Selain akhir tahun, di beberapa bulan ke depan juga diprediksi akan timbul lonjakan kasus akibat kegiatan-kegiatan besar di masyarakat seperti acara pernikahan atau tradisi di beberapa daerah. Padahal, lonjakan kasus ini sangat mungkin untuk dicegah dengan memperketat protokol kesehatan.

"Walaupun terdapat gelombang baru di negara-negara lain di dunia, namun kita juga perlu menghadapi ancaman lonjakan kasus yang ada di dalam negeri, akibat faktor yang khas ditemui di Indonesia. Misalnya tradisi berkumpul dan bepergian yang seringkali menyebabkan masyarakat abai pada protokol kesehatan," tambah Prof Wiku.

Untuk itu, meski aturan PPKM telah dilonggarkan, Prof Wiku berharap agar masyarakat tak kendor dalam menjalankan protokol kesehatan serta tetap membatasi mobilisasi. Sebab, pandemi COVID-19 adalah hal yang kompleks, sehingga intervensi pengendalian tidak bisa tunggal bahkan berbagai intervensi tersebut harus dilakukan bersamaan.

"Perlu diingat potensi kenaikan kasus dapat dihindari apabila kita tidak mengendorkan pelaksanaan kebijakan berlapis, vaksinasi, mobilitas, dan menggalakkan upaya 3T dan 3M," tuturnya.

Kabar baiknya, jumlah tes COVID-19 untuk pertama kalinya telah mencapai lebih dari 1 juta di pekan terakhir ini. Ada pun angka tersebut terus meningkat sedari sebelumnya berkisar 600 sampai 900 ribu orang.

"Dengan meningkatnya jumlah yang dites, kabar baiknya adalah orang yang positif atau positivity rate-nya hanya 2,48 persen. Ini positif mingguan terendah yang pernah kita capai selama pandemi," kata dia.