Sering Lupa Tanda Demensia? Kenali Dulu Bedanya
- Pixabay/jarmoluk
VIVA – Lupa sering dialami oleh siapa pun, baik usia muda maupun tua. Tapi, ada satu penyakit yang perlu diwaspdai terkait lupa.
Demensia merupakan kondisi di mana memori seseorang terganggu. Banyak yang menganggap sering lupa merupakan tanda demensia. Tapi, lupa seperti yang umum dialami orang tak serta merta terkait demensia.
Dokter spesialis saraf, dr. Nurul Rakhmawati, Sp.N mengatakan, demensia merupakan gangguan memori yang disertai gangguan aktivitas sehari-hari yang berubah.
"Misalnya yang bisa masak tiba-tiba gak bisa masak karena lupa gimana caranya masak. Yang tadinya bisa nyetir, tidak bisa nyetir karena lupa caranya. Jadi ini adalah gangguan memori secara progesif," jelas dokter Nurul dalam program Hidup Sehat Plus di tvOne, Jumat 4 Februari 2022.
Demensia, lanjut dokter Nurul, terjadi ketika usia semakin bertambah. Bila usianya sudah lebih dari 65 tahun maka risiko demensia menjadi dua kali lipat. Selain itu, faktor risiko lainnya adalah vaskular yakni pasien yang memiliki hipertensi, kolesterol, asam urat. Risiko lebih tinggi juga dialami wanita dibanding pria.
"Keturunan juga memiliki risiko terjadi demensia, karena ada mutasi genetik di mana kromosom akan berubah," lanjut dokter Nurul.
Demensia tidak bisa disembuhkan karena merupakan penyakit degeneratif, di mana seiring bertambah usia, klinisnya akan semakin memburuk. Meski demikian, demensia bisa dihambat perburukannya.
"Dokter akan memberikan obat-obat vitamin otak. Selain itu juga modifikasi gaya hidup yang lebih sehat seperti olahraga, makan makanan bergizi, hindari kopi, merokok," kata dia.
Di samping itu, pasien juga bisa melakukan latihan otak seperti diskusi, mengisi TTS atau sering membaca.